Jakarta, Otomania - Tren lelang mobil bekas di Jakarta dalam satu tahun terbagi menjadi tiga. Pertama menjelang Lebaran, kedua usai Hari Raya Idul Fitri antara satu hingga dua bulan, dan terakhir di akhir tahun karena banyak leasing yang “cuci gudang”.
Daddy Doxa Manurung, Chief Operation Officer Ibid Balai Lelang Serasi menjelaskan, tahun ini perusahaan menargetkan bisa menjual 33.000 unit mobil. Meski tidak disebutkan angkanya, namun menurut dia pencapaian dalam beberapa bulan terakhir cukup baik, apalagi usai lebaran dan akhir tahun kembali meningkat.
“Target tersebut itu untuk semua jenis dan model mobil yang kami punya. Kita lihat saja nanti selesai lebaran satu atau dua bulan dan akhir tahun seperti apa peningkatannya,” kata Daddy belum lama ini di kawasan Jakarta Selatan.
Daddy melanjutkan, masyarakat bisa lebih untung membeli mobil di balai lelang ketimbang diler. Sebab, selisih harganya cukup besar. Contoh, merek Eropa bisa mencapai lebih Rp 10 juta dan seperti Avanza dan sejenisnya mulai Rp 2 hingga Rp 5 juta.
“Kalau melihat selisih harga tersebut jelas lebih menguntungkan beli dimana, balai lelang kan. Tetapi kebanyakan orang yang lelang secara individu takut, karena banyak peserta lelang lain yang sedikit mengganggu. Jangan khawatir kita punya petugas keamanan dan tidak pernah sampai terjadi perselisihan,” kata Daddy.
Sebelum ikut lelang, calon peserta diberikesempatan mengecek mobil hingga kelengkapan dokumen. Setelah itu, mendapatkan Nomor Peserta Lelang (NPL) dengan bayar Rp 5 juta.
“Kalau dia kalah lelang, uangnya akan dikembalikan sesuai dengan nominal yang dibayar, tetapi kalau mobilnyaa jadi, harga dikurang dari nominal tersebut,” kata Daddy.