Bolehkah Bawa Bensin Cadangan di Dalam Mobil?

Stanly Ravel - Selasa, 5 Juli 2016 | 04:15 WIB

(Stanly Ravel - )

Jakarta, Otomania - Kehabisan bahan bakar saat menempuh perjalanan mudik menjadi hal di luar dugaan. Untuk mengantisipasinya ada beberapa cara yang biasanya ditempuh, salah satunya dengan membawa cadangan BBM menggunakan wadah jerigen.

Meski bisa dilakukan, tapi cara tersebut dinilai Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC) cukup berbahaya untuk dilakukan. Selain mengundang terjadinya risiko juga bisa merusakan kesehatan penumpang di dalam kabin.

"Bawa bensin atau BBM di dalam kabin itu tindakan yang tidak sepenuhnya benar. Selain karena aspek keselamatan yang berisiko tinggi, udara di kabin juga tidak sehat untuk dihirup," ucap Jusri saat dihubungi Otomania, Senin (4/7/2016).

Dalam hal risiko, Jusri menjelaskan bahwa dengan membawa BBM di dalam kendaraan sama saja dengan membawa segitiga api (fire triangle) yang mudah terbakar kapan saja. Segitiga api sendiri merupakan proses reaksi berantai yang berjalan sangat cepat, seimbang, dan berkelanjutan antara tiga eleman pembentuk api, yakni bahan bakar, energi panas, dan oksigen.


"Perlu diketahui semua hal bisa terjadi kapan dan dimana saja, contoh energi panas bisa terjadi dari terik matahari yang masuk ke kabin, atau saat mobil terjadi benturan keras yang memancing terjadinya percikan api dan membuat bahan bakar bereaksi, akibatnya silakan bayangkan sendiri. Jadi jangan ambil risiko membawa BBM di dalam kendaraan meski dengan dalih sebagai cadangan di jalan, kecuali memang untuk mobil yang sudah didesain memiliki tangker cadangan sendiri," papar Jusri.

Dampak negatif lain adalah dalam hal kesehatan. Dengan menghirup udara aatu mencium bau bansin dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan. Bensin memiliki kandungan zat Benzena yang dapat memicu peningkatan kangker darah, parahnya lagi bisa menggangu saraf dan berdampak pada kematian.