Kenapa Ban Bisa "Bunting"?

Stanly Ravel - Kamis, 30 Juni 2016 | 14:35 WIB

(Stanly Ravel - )

Jakarta, Otomania - Pernah mendengar istilah ban "bunting"? sebenarnya ini hanya ungkapan untuk kerusakan ban yang biasa terjadi akibat kelalaian pemilik kendaraaan. Dalam kasus ini lebih sering dialami oleh para pemilik mobil atau sepeda motor.

Proving Ground Manager Bridgestone Tire Indonesia Zulpata Zainal, mengatakan faktor terjadinya ban "bunting" atau kembung diawali dari kurangnya tekanan udara. Dengan kondisi tersebut, saat berkendara menghantam lubang atau benda tumpul lainnya lapisan ban akan mudah rusak.

"Awal terjadinya benjolan ban itu akibat kurang tekanan udara, terutama pada bagian depan yang lebih sering menghantam duluan. Ban yang kurang udara mudah untuk mengalami defleksi, saat menghantam lubang dinding lapisan karet ban tehimpit oleh aspal dan pelek, hal ini meyebabkan benang kawat pada lapisan karet ban getas atau langsung putus," ucap Zulpata saat dihubungi Otomania, Rabu (29/6/2016).

Benjolan ban tidak langsung terjadi saat habis terjadi benturan, tapi setelah ban diisi udara. Menurut Zulpatah, ketika kawat benang sudah putus, dan ban diisi udara maka akan langsung timbul benjolan yang pada dinding ban.


"Benjolan atau ban bunting itu terjadi akibat kawat benang pada ban yang sudah putus ketika menghantam lubang dalam kondisi udara yang kurang. Umumnya memang terlihat tidak ada masalah, tapi baru akan kelihatan ketika ditambah udara. Kalau sudah terjadi kerusakan seperti ini, otomatis sudah tidak bisa digunakan karena ban rawan pecah," papar Zulpatah.