Rio Melawan Degradasi Ban

Stanly Ravel - Senin, 20 Juni 2016 | 07:05 WIB

(Stanly Ravel - )

Baku, Otomania - Rio Haryanto kembali harus puas finish di urutan belakang pada GP Eropa di Sirkuit Baku, Minggu (19/6/2016). Mobil yang digunakannya mengalami insiden kecil saat putaran pertama (T1) yang mengakibatkan sayap depan mobilnya patah.

Dampaknya, pemuda berusia 23 tahun ini harus kembali ke pit stop, untuk melakukan perbaikan yang membuang banyak waktu.

"Hari ini bukan salah satu yang terbaik untuk saya. Kontak pada putaran pertama (T1) membuat sayap depan mobil rusak dan harus berhenti untuk perbaikan yang memakan banyak waktu," ucap Rio yang dikutip dari facebook resmi Manor Racing, Minggu (19/6/2016).

Setelah selesai, Rio mencoba mengejar ketinggalannya dengan menggunakan ban soft. Namun hal ini diakuinya tidak mudah, karena dengan mempertahankan strategi one-stop, selama 49 putaran ia bukan hanya berjuang mengejar rivalnya, tapi juga melawan degradasi ban yang makin tinggi di tiap putaran.

"49 lap adalah tugas yang panjang untuk ban, dan saya benar-benar berjuang dengan kondisi degradasi yang tinggi. Titik pengereman berubah pada tiap lap," kata Rio.

Menurutnya, banyaknya insiden di Sirkuit Baku membuat semua pebalap mengharapkan peluang yang sama, namun pada akhirnya tidak banyak kesempatan yang didapat. Sirkuit Baku memiliki karakter sirkuit cepat, artinya laju mobil akan memaksa ban bekerja ekstra, belum lagi dengan pola pengereman yang lebih aktif.

"Saya tetap berpikir positif, saya memiliki kualifikasi yang kuat, dan bisa meyelesaikan balap, jadi itu sudah bagus," ujar Rio.


Hal serupa juga dikatakan Pascal Wehrlein, rekan satu tim Rio yang sempat berjuang di urutan 10 besar dan harus berhenti di putaran ke-40 akibat kerusakan pada sistem pengereman.

"Sejujurnya hari ini ada sedikit rasa malu, kami berharap bisa lebih dengan strategi yang saya pikir berbeda dari orang (pebalap) lain. Setelah mengganti ban medium saya benar-benar senang, saya merasa bisa menutup kesenjangan dengan Sauber yang ada di depan tapi saya kehabisan rem. Ketika sampai di putaran pertama saya sudah tidak punya rem dan tidak ada alternatif lain selain berhenti," ucap Pascal di waktu yang sama.