Jakarta, Otomania - Fenomena penjualan mobil bekas (mobkas) menjelang Lebaran naik signifikan. Metode pembelian dengan sistem kredit juga masih mendominasi. Namun ada situasi unik yang umum terjadi, yakni membeli mobil hanya dipakai untuk mudik dan dibiarkan menunggak bulan berikutnya.
Chief Operating Officer Mobil88 Halomoan Fischer, mengatakan bahwa fenomena kredit satu atau dua bulan di musim Lebaran memang masih ada.
"Situasi beli mobkas hanya untuk mudik dan tidak melanjutkan kredit setelah Lebaran memang masih ada, tapi saat ini jumlahnya sedikit. Ini memang unik sekali, tapi untuk jumlah saya kurang mengerti coba tanyakan langsung ke orang leasing," ucap Fischer kepada Otomania, Selasa (14/6/2016).
Menurutnya, fenomena seperti ini biasanya lebih ke orang yang hanya ingin pemer ketika mereka pulang ke kampung. Setelah satu sampai dua bulan dipakai akhirnya mereka putus kredit dan mobil diambil kembali oleh pihak leasing.
"Kalau ditanya kenapa mereka tidak sewa saja, mungkin jawabanya karena kalau mereka membeli lebih leluasa, artinya mereka tidak terikat kontrak jangka waktu kapan mobil harus dikembalikan. Ada saja pemudik yang sampai satu bulan di kampung baru pulang, kalo sewa mobil kan itungannya paling mingguan," ucap Fischer.
Selain itu, menyewa mobil biasanya akan ada tanggung lain atau biasanya ganti rugi bila mobil kecelakaan atau mengalami baret. Sedangkan ketika mereka membeli, lebih bebas khawatir mengenai hal tadi.
Menanggapi hal ini, Ezar Kumendong, Executive Vice President Retail Sales New Area PT Astra Credit Companies (ACC) mengatakan bahwa peningkatan pemasanan menjelang Lebaran memang cukup tinggi, ACC sendiri mengalami kenaikan 10 sampai 15 persen. Namun masalah kredit macet usia Lebaran belum bisa dipantau lebih jauh, karena selama ini ACC selalu melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum proses persetujuan pembiayaan.
"Pasar memang naik, hal ini kondisi normal yang biasa menjelang Lebaran. Untuk kredit macet memang ada saja, tapi kami tidak bisa berkomentar lebih jauh saat ini karena sebelum ada proses persetujuan kami selalu melakukan pengecekan dan pemantauan, mulai dari keuangan, layak tidaknya konsumen menerima pembiayaan, dan lain-lain, jadi kami belum bisa menangkap kejadian atau fenomena seperti itu saat ini," ucap Ezar saat dihubungi Otomania, Jumat (17/6/2016).