Jakarta, Otomania – Jadi penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi di Tanah Air, Go-Jek ingin terus meningkatkan layanan kepada konsumennya.
Namun, tidak dimungkiri, masih banyak oknum pengemudi Go-Jek yang bertindak tidak sesuai aturan di jalan, seperti melanggar rambu lalu lintas atau memberikan pelayanan yang kurang memuaskan kepada pelanggan. Ini membuat image Go-Jek turut terbawa sikap negatif oknum tersebut.
Menanggapi hal ini, Piotr Jakubowski, Chief Marketing Officer Go-Jek Indonesia, mengatakan, pihaknya terus berusaha memberikan pelatihan dan pemahaman kepada mitra driver Go-Jek untuk dapat memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan, termasuk bersikap di jalan raya.
“Kita terus memberikan pelatihan pada mitra driver Go-Jek agar melayani konsumen dengan sebaik mungkin. Pengalaman konsumen mengenai kenyamanan menggunakan Go-Jek paling utama,” ucap Piotr di sela acara launching aplikasi Ramadhan Bersama Go-Jek di Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2016).
Selain pelatihan, Go-Jek juga telah bekerja sama dengan Rifat Drivelabs untuk memberikan pelatihan berkendara yang baik dan aman kepada mitra driver Go-Jek. Program ini dilangsungkan beberapa kali dan menjadi salah satu materi pelatihan wajib bagi mitra driver Go-Jek.
“Kerja sama dengan Rifat Drivelabs sudah beberapa kali. Mereka memberikan pelatihan yang cukup lengkap kepada mitra driver Go-Jek,” ucap Piotr.
Selain pelatihan, Go-Jek juga berupaya untuk menangani keluhan konsumen secepat mungkin melalui customer service mereka. Mengenai hukuman bagi driver, pihak Go-Jek akan melihat sesuai dengan kasus yang dihadapi.
“Hukuman seperti pemutusan kerja sama dilihat dari kasus per kasus. Lihat komplain apa yang masuk, lalu pihak customer service mencari kontak konsumen. Dicari solusi dan dilihat di mana masalahnya. Keputusan dari tim customer service dan operasional,” ucap Piotr.