Jakarta, Otomania - Perilaku masyarakat saat membeli bahan bakar minyak (BBM) di SPBU berbeda-beda. Ada yang membeli dengan bilangan Rupiah, ada pula yang langsung mengacu pada nominal liter.
Lalu, cara apa yang baiknya digunakan saat mengisi BBM? Menjawab pertanyaan ini, General Manager Marketing Operation Region III PT Pertamina Jumali, mengatakan bahwa sebaiknya saat membeli konsumen menggunakan takaran rupiah.
"Beli pakai takaran rupiah lebih baik dari pada liter, karena harga BBM per liternya memiliki pecahan yang kecil atau bukan bulat. Contoh harga bensin per liternya Rp 7.350 kalau beli pakai liter akan tanggung, lebih baik langsung Rp 7.500 atau sekaligus dibulatkan menjadi Rp 8.000," papar Jumali saat acara jumpa persdi Jakarta, Selasa (7/6/2016).
Menurutnya, pembelian dengan takaran rupiah lebih mudah dan mempercepat transaksi pembelian. Selain itu, dengan membulatkan angka juga konsumen juga tidak rugi karena isi dari BBM akan sesuai dengan nominal rupiah yang dibeli.
Untuk menghindari kecurangan, Pertamina mengimbau harus memperhatikan proses pengisian dari awal hingga akhir. Setelah itu, struk transaksi wajib diminta agar bisa dilihat apakah uang yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah takaran liter BBM yang dibeli," ucap Jumali.