Jakarta, Otomania - Terungkapnya kasus kecurangan takaran bensin yang dilakukan sejumlah oknum di SPBU Rempoa 34.12305, membuat pihak Pertamina kebakaran jengot. Pasalnya dari hasil audit serta pengecekan berkala, SPBU tersebut tidak mangalami masalah apapun.
Wianda Pusponegero, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan bahwa pihaknya sangat mengalami kerugian. Terutama masalah di nama baik dan reputasi nama baik Pertamina.
"Untuk kerugian jelas lebih besar dari sisi reputasi serta citra Pertamina sendiri. Secara finansial, sampai saat ini kami belum melakukan perhitungannya," ucap Wianda.
Hal senada juga diutarkan Jumali selaku General Manager Opertion Region (MOR) III, menurutnya gejala kecurangan SPBU 34.12305 tidak terdeteksi oleh Pertamina karena selama ini hasil audit yang dilaporkan cukup baik.
"Hasil auditnya cukup baik sejak kami lakukan dari Januari sampai Mei 2016 tercatat normal. Untuk takaran Pertamina juga mengikuti aturan dari Dinas Meteorologi artinya kami punya pengawasan yang berlapis. Dispenser akan dicek atau ditera sebelum SPBU beroperasi, setelah itu proses ini akan dilakukan rutin tiap enam bulan sampai satu tahun sekali. Modus kecurangan yang dilakukan merupak praktik baru yang menggunakan teknologi modern, kami kecolong dan membuat reputasi kami dirugikan," ucap Jumali.
Sebagai upaya pelayanan terbaik, Pertamina meminta masyarakat untuk melapor bila terjadi indikasi atau praktik peyelewengan di SPBU dengan menghubungi nomor 1-500-000 yang beroperasi selama 24 jam penuh.