Mampukah Pemerintah Stop Budaya Mudik Pakai Motor?

Aditya Maulana - Selasa, 7 Juni 2016 | 07:25 WIB

(Aditya Maulana - )

Jakarta, Otomania – Pemerintah sempat mengimbau masyarakat tidak mudik menggunakan sepeda motor, alasannya berbahaya untuk keselamatan. Namun kenyataannya, tetap banyak yang mudik dengam motor, karena dianggap murah ketimbang angkutan umum atau mobil.

Sebenarnya, langkah pemerintah dan juga instansi terkait lain dalam mengurangi jumlah pemudik pakai motor sudah cukup bagus. Misalnya, menyediakan mudik gratis menggunakan bus, hingga kereta. Namun, apakah semuanya itu dinilai cukup?

Menurut Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), pekerjaan pemerintah cukup berat untuk mengubah budaya ini. Sebab, tidak hanya sekedar menyediakan sarana dan prasarana saja, melainkan setiap tahun perlu ada imbauan atau edukasi bahwa mudik pakai motor itu berbahaya.

“Setidaknya kalau memang tahun ini dimulai, butuh tiga hingga empat tahun ke depan baru benar-benar bisa selesai. Asalkan, kuncinya pemerintah konsisten,” ujar Edo saat berbincang dengan Otomania, belum lama ini di bilangan Jakarta Selatan.

Edo melanjutkan, dengan edukasi, masyarakat lambat laun akan cepat sadar dan memahami bahayanya mudik menggunakan motor. Seharusnya, jumlah bus untuk mudik yang disediakan para instansi terkait juga terus ditambah, sehingga bisa dinikmati oleh lebih banyak pemudik.

Baca juga: Apakah Mudik Pakai Motor Mulai Ditinggalkan?

“Tujuannya juga diperluas, sehingga masyarakat yang mudik bisa lebih mudah, aman dan nyaman sampai ke kampung halamannya. Kalau setiap tahun tidak ada edukasi dan sosialisasi yang baik, mudik menggunakan motor akan terus ada,” kata Edo.

Belum lama ini, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agung Budi Maryoto, mengatakan, polisi akan memaksa para pemudik yang menggunakan motor agar beristirahat. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan pemudik motor yang diperkirakan jumlahnya meningkat dua kali lipat dari biasanya.

“Nanti akan ada 10 cek poin di jalur Pantura agar pemudik motor berhenti. Setiap cek poin itu akan disediakan tempat shalat, istirahat dan segala macam,” kata Agung belum lama ini.