Jakarta, Otomania – Honda menjadikan Indonesia sebagai basis pengembangan dan produksi mesin 150 cc. Investasi besar telah ditanamkan dan penggunaan mesin DOHC 150 cc generasi terbaru itu akan terus ditingkatkan, termasuk menjamah pasar ekspor.
Pasar sepeda motor 150 cc di Indonesia yang cukup besar menjadi salah satu alasan keputusan ini diambil. Terbaru, mesin yang saat ini dipakai untuk empat model, yakni CBR150R, CB150R Streetfire, New Sonic 150R, dan Supra GTR 150 itu bahkan sudah diimpor ke Vietnam.
”Mesin-mesin Honda Winner (kembaran Supra GTR 150) di Vietnam dari kami (produksi AHM). Mereka memproduksi sasis dan komponen sendiri, sedangkan mesinnya dari sini (Indonesia),” ujar Presiden Direktur PT Astra Honda Motor Toshiyuki Inuma, belum lama ini, di Bogor.
Wakil Presiden Direktur Eksekutif AHM Johannes Loman menambahkan, segmen sepeda motor sporty dengan mesin 150 cc memberi kontribusi penjualan cukup besar. Dia memperkirakan, 500.000 unit penjualan sepeda motor AHM dalam setahun disumbang dari segmen 150 cc.
”Maksudnya dari generasi mesin baru DOHC 150 cc, tak termasuk Verza, karena beda teknologinya. Tidak menutup kemungkinan, jika ada pasarnya, bisa jadi digunakan untuk model lain lagi. Kami akan terus melakukan studi,” kata Loman.
Memang, model-model satu mesin Honda itu cukup menggeliat dan menjadi tulang punggung. Supra GTR 150 yang masuk di segmen bebek saja, ditargetkan terjual 8.000-an unit sebulan, atau mencapai 100.000 unit setahun.
”Pasar di Indonesia yang cukup besar dan terus berkembang membuat Honda memutuskan untuk mengembangkan mesin 150 cc di sini,” ujar Loman.
Tahun ini AHM memproyeksikan penjualan sepeda motor Honda berada pada kisaran 4,3 juta sampai 4,5 juta unit. Tulang punggung utama masih deretan skutik yang penjualannya masih sangat kuat.