Jakarta, Otomania - Cairan radiator atau akrab dikenal dengan nama coolant menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendingin di mesin mobil. Pemilik mobil harus rajin menengok kondisinya, bila sampai kurang bisa membuat mesin cepat panas atau bahkan overheat.
Kondisi cairan radiator yang kurang juga bisa menyebabkan timbulnya gangguan lain, terutama yang berkaitan pada sisitem pendingan, termasuk pada bagian kabin (air conditioner/AC).
"Biasanya karena malas mengecek kondisi radiator, baik dari cairan atau perawatan radiatornya. Selain mesin bisa cepat panas, juga bisa melebar sampai masalah AC yang terasa kurang dingin," papar Heru Wibowo, Workshop Manager Pro-Q kepada Otomania beberapa waktu lalu.
Cairan radiator befungsi sebagai pendingin suhu di dalam mesin, proses kerjanya melalui panyaluran sirkulasi ke dalam sistem dengan menggunakan pompa. Cairan tersebut akan mengalir ke dalam jalur disekitar silinder blok mesin dan kembali ke Thermostat.
Proses ini menjadi pola kerja dari sistem radiator yang berjalan terus-menerus sepanjang mobil digunakan atau mesin di hidupkan. Apa tujuanya? tak lain untuk menjaga suhu tetap stabil, tidak terlalu panas dan tidak terlalu rendah.
"Tanpa ada radiator ruang pembakaran pada mesin suhunya bisa sangat panas, kurang lebih mencapai 2.500 derajat celcius. Karena itu penting untuk pemilik mobil rajin mengecek kondisi cairan radiator, jangan hanya andalkan saat servis berkala di bengkel saja. Sebisa mungkin periksa takarannya, jangan sampai kurang bila tidak ingin ada masalah pada mobil anda," kata Heru.