Jakarta, Otomania – Komponen bergerak macam fan belt pada mobil merupakan salah satu yang wajib diawasi. Fungsinya cukup vital, menghubungkan hasil dari putaran mesin ke beberapa komponen pada mobil. Jika rusak, beberapa fungsi pada kendaraan akan hilang.
Fan belt adalah komponen berupa sabuk dari bahan karet tahan panas yang akan terus berputar sepanjang mobil dihidupkan. Bergantung jenis mobilnya, fan belt bisa terdiri dari satu atau tiga sabuk, menghubungkan mesin ke power steering, AC, water pump, alternator, bearing, dan lainnya.
Secara kasat mata, menurut Rusdi Sopiandi, pemilik bengkel Fendryss di bilangan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, gampang dilihat jika terjadi kerusakan. ”Saat fan belt dilepas, ditekuk sedikit, ada retak atau tanda-tanda mau putus, tipis, sudah pasti harus ganti,” kata Rusdi kepada Otomania.
Efek awal jika kondisi tersebut dibiarkan, ada suara decit saat mesin dingin atau pagi hari ketika sedang memanaskan mobil. ”Setelannya jadi terlalu longgar, dan itu tidak bsia disetel lagi. Harus ganti, atau kalau dibiarkan bisa putus,” jelas Rusdi.
Itulah sebabnya, komponen ini disarankan ganti atau minimal dicek setiap 20.000 km. Ada solusi sementara dengan menambahkan pelumas khusus fan belt agar tak terlalu kering. Harganya murah, sekitar Rp 30.000-an per botol.