Pakai Alat Ini, Motor Anda Bisa Irit BBM !

Agung Kurniawan - Selasa, 24 Mei 2016 | 12:33 WIB

(Agung Kurniawan - )

Semarang, Otomania - Seorang warga di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Sumiyanto (52) menciptakan satu komponen tambahan untuk membuat sepeda motor menjadi lebih irit. Namanya, Magic Ring, diklaim mampu mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) 33,3 persen lebih sedikit dari normal.

Produk ini, selain bisa menghemat bensin, diklaim juga mampu meningkatkan performa motor. Bentuknya bulat dengan beberapa lubang, terbuat dari campuran tembaga. Aplikasinya di bagian leher knalpot motor.

“Ini sudah teruji. Sebelum pakai Magic ring kecepatan biasanya 80 kpj, pakai ini bisa lebih cepat hingga 100 kpj dengan bensin lebih irit,” kata Sumiyanto, kepada Otomania, belum lama ini.

Sumiyanto memamerkan produk andalannya itu dalam ajang Desiminasi Hasil Kreasi dan Inovasi Masyarakat Jawa Tengah, di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Semarang, akhir pekan lalu. Warga Gagak Sipat, Ngemplak Boyolali ini mengaku sudah melakukan percobaan sampai ratusan kali, sampai akhirnya produknya ini ideal untuk digunakan.

Pengalaman sebagai montir bertahun-tahun membuatnya menciptakan Magic Ring, sampai akhirnya temuan ini dipatenkan dengan Sumitech (Sumiyanto Technologi) sejak 2009. “Setelah uji coba akhirnya diakui juga di BPPT di Serpong. Kami juga diakui di dinas ESDM Boyolali,” kata dia.

Komponen ciptaannya itu pun kini telah diproduksi massal. Magic ring di produksi di Akademi Teknik Warga (ATW) Sukoharjo. Market penjualan pun meningkat seiring mulai bergerilya di pasar online. Magic Ring karya Sumiyanto ini pun bisa dipakai di semua jenis kendaraan bermotor.

Magic Ring tersedia dalam tiga pilihan varian, digunakan menurut segmen motor yang ada di pasar, mulai sport, bebek, dan skutik. Kini penjualan Magic Ring diklaim sudah mencapai 1.500 keping per hari. Kini, Sumiyanto mengaku tengah menyiapkan Magic Ring untuk mobil, tetapi masih dalam pengembangan.

“Saya sudah ada untuk mobil, tapi belum bisa diproduksi massal. Ini masih bentuk propotipe,” ujar Sumiyanto.