Hydroplaning, Momok Berkendara Saat Hujan

Setyo Adi Nugroho - Selasa, 24 Mei 2016 | 09:45 WIB

(Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania – Hujan deras yang mengguyur Jakarta beberapa hari ini membuat potensi kecelakaan saat berkendara meningkat. Beragam kemungkinan risiko kecelakaan di jalan raya dapat terjadi saat hujan. Salah satunya adalah pengemudi akan bertemu dengan kondisi hydroplaning atau aquaplaning.

Menurut Esa Syakur, Tester Development RnD PT Gajah Tunggal Tbk, keadaaan hydroplaning adalah saat kondisi tapak ban tidak bersentuhan dengan jalan karena terhalang lapisan air. Biasanya terjadi saat ban melewati genangan air pada jalan dan gagal membuang air akibat beragam faktor.

“Hydroplaning adalah keadaan dimana tapak ban yang bersentuhan dengan jalan terhalang oleh lapisan air yang timbul saat ban menerabas air. Karena tidak ada kontak dengan jalan, maka pengemudi tidak dapat mengendalikan kendaraan,” ucap Esa saat ditemui Otomania belum lama ini.

Keadaan hydroplaning dapat timbul karena beberapa faktor. Utamanya adalah kecepatan kendaraan saat melewati genangan air. Semakin cepat kendaraan saat bersentuhan dengan air semakin kecil tekanan ban untuk dapat menyentuh permukaan jalan dan memecah air. Kebalikannya, jika kecepatan kendaraan lamban maka semakin besar tekanan ban untuk dapat menyentuh permukaan jalan dan memecah air.

Tanda kondisi hyrdroplaning adalah keadaan kemudi memberikan perlawanan saat melewati genangan air. Pengemudi diharapkan tidak panik dan usahakan tetap memegan kemudi sembari berusaha mengemudikan kendaraan. Banyak kasus kecelakaan justru saat pengemudi panik dan melakukan tindakan pengereman ekstrem atau membanting kemudi yang menyebabkan kendaraan justru kehilangan kendali.

Esa menambahkan keadaan ban tidak bersentuhan dengan jalan ini jika terjadi sekejap, kendaraan mungkin masih dapat dikendalikan oleh pengemudi. Namun jika berlangsung cukup lama, karena menerabas genangan air yang cukup luas, lantas dibarengi dengan kondisi jalan yang berbelok potensi kecelakaan menjadi sangat besar.

“Ini mengapa saat hujan pengendara dihimbau berkendara dalam kecepatan rendah. Bukan masalah dengan penglihatan saat hujan deras yang berkurang, tapi lebih pada perhitungan kemampuan ban untuk memecah air dan mencengkram aspal. Jangan panik saat merasakan hydroplaning dan usahakan tetap kendalikan kendaraan,” ucap Esa.