Jakarta, Otomania - Ojek on-line menjadi bisnis yang cukup berkembang di Tanah Air. Menggunakan basis aplikasi android dari ponsel makin memudahkan konsumen dalam mencari sarana transportasi yang mudah dan epat.
Sayangnya, perkembangan ini tidak diikut sertakan dengan wawasan yang dalam mengenai keselamatan berkendara bagi pengendaranya. Dengan mengandalkan nafkah dari aplikasi andorid tadi, pengendara ojek online lebih mementingkan melihat ponsel kapan pun tanpa peduli kondisi dan risikonya.
Menanggapi hal ini, Margono Tanuwijaya selaku Direktur Pemasaran PT AHM, mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang mencari cara untuk mengedukasi para pekerja ojek online, terutama mengenai safety riding.
"Sebenarnya kami peduli, buktinya kami pernah memberikan program penjualan khusus bagi pekerja ojek online, dari situ kami juga memberikan sedikit informasi mengenai keselamatan berkendara. Untuk pelatihan safety riding kami juga sudah punya rencana, tapi memang belum teralisasi, karena jujur saja ini sulit," ucap Margono kepada Otomania di Batam, Rabu (18/5/2016).
Komentar serupa juga diutarakan oleh Anggono Iriawan, Manajer Safety Riding dan Motorsport AHM. Menurutnya untuk mengummpulkan dan memberikan edukasi safety riding para pengojek online bukan hal yang mudah, dengan pekerjaan sistem kejar setoran mereka malas untuk mengikuti, bahkan sampai ada yang minta ganti rugi bila mengikuti pelatihan.
"Ini kejadiaan benar, saat kami ingin menggelar pelatihan justru ada yang meminta uang kompensasi untuk menggantikan penghasilan mereka yang hilang bila mengikuti safety riding. Cukup susah karena sudah menjadi budaya, bila bicara soal pelanggaran sebenarnya sangat banyak, jalan satu-satunya perusahan penyedia jasa tersebut yang harus tegas memberikan sangasi. Kedepanya kami memang ada rencana, tapi masih kami pikirkan kembali," ucap Anggono kepada Otomania, Kamis (19/5/2016).