Jakarta, Otomania – Produk canggih bertaraf global yang kini makin banyak dipunyai Yamaha di Indonesia mewajibkan para mekanik harus terstandarisasi dan tersertifikasi. PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) pun selalu memantau kompetensi para mekanik yang ada di diler resmi.
Standarisasi yang dilakukan ternyata sudah lama, sejak awal 2000-an saat motor mulai masuk ke ranah fuel injection hingga tren skuter matik. ”Kami berpikir harus prepare saat itu, kerja keras untuk membuat standar yang baik buat mekanik,” ujar M Abidin, GM Service and Motorsport YIMM, (19/5/2016).
Didirikanlah Yamaha Technician Academy (YTA). Di sinilah para mekanik ditempa untuk mencapai standar tertentu. Hal itu didukung dengan tingkat edukasi di Indonesia yang terus meningkat, hingga membuat banyak mekanik yang semakin mudah menyerap pengajaran yang diberikan.
”Minimal bronze,” ucap Abidin.
Ya, ada level minimal untuk mekanik Yamaha diberi izin menangani servis di bengkel resmi. ”Bronze” adalah levelan awal yang harus dimiliki. Sertifikasi mereka dipantau berdasar pengalaman. Saat cukup, Yamaha akan merekomendasikan untuk naik level, belajar lagi hingga naik ke ”Silver”.
Setelah para mekanik senior ini dipromosikan menjadi service advisor atau kepala bengkel, standarisasi mereka harus naik lagi menjadi ”Gold”. Pengajarannya sudah lain, mulai dari manajemen bengkel modern, hingga mempelajari perilaku konsumen.
”Kami evaluasi tiap tiga bulan untuk bengkel-bengkel dalam program Network Performance Evaluation. Lalu untuk mekanik, akan kami evaluasi setiap tiga tahun. Ada database untuk kontrol sertifikasi teknisi. Kalau sudah saatnya naik dan berpenglaman, kami akan rekomendasikan naik level,” kata Abidin.