Ambisi AHM Rebut Gelar "Safety Riding" dari Vietnam

Stanly Ravel - Kamis, 19 Mei 2016 | 09:45 WIB

(Stanly Ravel - )

Batam, Otomania - Gelaran kompetisi safety riding 2016 yang diadakan PT Astra Honda Motor (AHM) memiliki misi yang cukup kuat. Selain melahirkan kader baru untuk jadi instruktur keselamatan berkendara, tujuan lain adalah merebut gelar peringkat pertama safety riding internasional di Jepang pada Oktober 2016 mendatang.

Dalam kompetisi yang sama tahun 2015 lalu, Muhamad Adi Sucipto instruktur terbaik Honda yang mewakili Indonesia kalah dari instruktur asal Vietnam. Setelah melakukan latihan dan persiapan yang maksimal, AHM mengklaim siap untuk kembali merajai ajang tersebut.

"Ada dua penekanan tahun ini, satu melahirkan instruktur big bike dan duta baru wanita, serta merebut peringkat pertama yang diambil Vietnam. Tahun lalu, kelas 125 cc dan 400 cc Indonesia kalah dari Vietnam yang baru pertama kali ikut. Dengan pengalaman yang ada kita harus bisa merebut juara lagi di tahun ini," kata GM Marketing Planning and Analysis Division AHM Agustinus Indraputra, dalam seremoni penghargaan kompetisi safety riding di Batam, Rabu (18/5/2016).

Tidak tanggung-tanggung, tahun ini AHM memberangkatkan tiga instruktur terbaiknya untuk bermain di tiga kelas sekaligus. Mulai dari sport 125 cc, big bike 400 cc, dan big bike 750 cc.

Dimas Satria Kelana Putra dari PT. Mitra Pinasthuka Mulia akan berkompetisi di kelas sport 125 cc,  I Gusti Agung Budi Dharma dari Astra Motor Mataram di kelas big bike 400 cc, dan Muhamad Adi Sucpto yang merupakan kontestan tahun lalu akan naik di kelas big bike 750 cc.


"Agar lebih maksimal, proses adaptasi berkendaraan dan latihan akan diperpanjang. Bila tahun lalu hanya satu minggu, tahun ini kami tambah jadi dua minggu full untuk latihan dan adaptasi di sana," ucap Agustinus.

Muhamad Adi Sucipto yang akan bertarung di kelas big bike 750 cc, mengatakan dirinya lebih siap bila dibanginkan tahun lalu. Selain memperbanyak latihan untuk beradaptasi dengan moge, kesalahan tahun lalu yang membuatnya kehilanggan poin juga menjadi pelajaran yang cukup berarti.

"Tahun lalu saya memilih motor yang salah karena kampas remnya teryata habis, saat penilaian breaking yang mewajibkan untuk melakukan pengereman terdekat, ternyata rem motor terkuci yang membua saya gagal meraih juara. Secara teknis, ini jadi kesalahan saya karena tidak melakukan prosedur safety cek lebih dulu, tapi ini jadi pelajaran penting untuk melakukan pengecekan sebelum berkendara," ucap Adi pada kesempatan yang sama.