Jakarta, Otomania – Menurut Teori Angin Muson, mulai April 2016 sudah masuk musim kering atau kemarau. Masa tersebut berlangsung paling tidak hingga September mendatang. Maka tak heran jika akhir-akhir ini kerap terjadi panas terik yang sangat menyengat.
Banyak efek buruk yang timbul, termasuk bagi pemilik kendaraan. Salah satu yang paling terasa adalah suhu kabin kurang sejuk. Bahkan Anda harus menaikkan level embusan penyejuk kabin (AC).
Ada hal lain yang juga diwaspadai yaitu kinerja komponen di balik kap mesin yang begitu dahsyat. Suhu mesin yang sudah panas ditambah suhu udara yang juga tinggi akan membuat mesin cukup tersiksa.
”Efeknya, di beberapa kondisi, performa mobil bisa turun. Bahkan kalau panasnya sudah parah dan merusak komponen pendingin, mobil bisa overheat (terlampau panas),” kata Rusdy Sopiandi, pemilik bengkel Fendryss di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, (11/5/2016).
Beberapa hal harus diperhatikan pemilik mobil. Jika tidak, dampaknya adalah malfungsi beberapa sistem. Berikut petikannya:
1. Sistem pendingin. Usahakan semua beroperasi normal untuk menjaga suhu mobil tetap stabil. Komponen ini terdiri dari radiator, motor fan radiator, motor fan AC, dan sirkulasi air pendingin.
Keempatnya adalah komponen utama yang selalu bermusuhan dengan panas. Jika abnormal, dipastikan mobil akan mudah overheat di cuaca panas seperti saat ini.
2. Sistem pelumasan. Sebaiknya gunakan oli sesuai kriteria mesin. Bisa juga pilih oli yang tahan dengan suhu tinggi.
Saat pelumas tidak sesuai spek, pengaruhnya ke banyak hal dan berujung kerja mesin makin berat. Kondisi ini menyebabkan suhu meningkat pesat dan berpotensi mengurangi performa mobil.
3. Meningkatkan oktan bahan bakar. Kalau biasa pakai bensin RON 88, dianjurkan naik kelas ke RON 92. Apalagi sekarang sudah ada bensin RON 90 yang lebih terjangkau. Tenaga mesin otomatis bertambah, yang artinya, mesin tidak berkerja terlalu berat. Mitos mesin panas karena bensin oktan tinggi tidak benar.