Sochi, Otomania – Rio Haryanto mengakui ada beberapa hal di F1 yang masih butuh untuk dipelajari lebih matang. Tak hanya soal pemilihan ban, tetapi juga strategi pit stop dan beberapa koordinasi lain dengan tim yang memang dianggap cukup rumit.
Dalam wawancara khusus dengan Sky Sports bersama Rachel Brookes, beberapa saat jelang diselenggarakannya balap F1 di Sirkuit Sochi, Rusia, minggu lalu, Rio berusaha merendah, bahwa dirinya masih sangat baru di F1 dan sejumlah tahapan harus dilalui.
”Hal terbaik akan datang, tapi saya masih belajar. Proses yang paling saya tekuni saat ini adalah strategi. Di GP2, kita bisa hanya melakukan 1 (pit) stop, tapi di di F1, bisa 2, 3, atau sampai 4 stop. Kehilangan banyak waktu, tapi inilah proses pembelajarannya,” ucap Rio.
Strategi memilih ban juga menjadi tantangan tersendiri. Rio mengakui timnya, Manor Racing Team, mempunyai mobil yang baru dikembangkan. Hal itu dipadukan dengan data-data dari berbagai informasi, mulai prakiraan cuaca hingga performa di latihan bebas.
”Dari situ, ditarik kesimpulan, seberapa lama ban akan bertahan, lalu memilih ban yang tepat. Kesalahan di Shanghai adalah proses pembelajaran buat saya, dan saya harus mengejarnya secepat mungkin,” kata Rio kepada Brookes.
Inilah sejumlah tantangan yang memang harus cepat diadaptasi oleh Rio. Atrategi tim di F1 memang menjadi tantangan tersendiri buat pebalap, tak serta merta kemampuan mobil dan skill balap, plus keberuntungan.
”Tentu atmosfer ini sangat berbeda dari balapan lain. Banyak proses, banyak prosedur, dan banyak strategi yang harus dipikirkan. Ini tidak menjadi tekanan buat saya, justru menjadi motivasi. Banyak dukungan untuk saya juga memberi semangat,” ujar Rio.