Strategi Pengendalian Risiko Lalu-Lintas

Stanly Ravel - Kamis, 28 April 2016 | 15:35 WIB

(Stanly Ravel - )

Jakarta, Otomania - Berkendara di jalan raya saat ini sudah menjadi aktivitas yang sangat berisiko. Ibaratnya, membawa mobil dan motor di jalan raya taruhannya adalah nyawa.

Mira Keumala Safri, Marketing Director sekaligus instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consultant (JDCC), mengatakan bahwa meski sudah banyak bukti kecelakaan tapi sampai saat ini kesadaran masyarakat, khususnya pengguna kendaraan masih sangat sedikit.

"Harus disadari berkendara di jalan raya adalah kegiatan yang memiliki tingkat risiko tinggi. Hal-hal kecil bisa menyebabkan kita kehilangan nyawa bila lalai saat berkendara," kata Mira kepada Otomania, Rabu (27/6/2016).

Konsekuensi kecelakaan lalu lintas, menurutnya sangat fatal. Cara untuk menghidari atau mengecilkan potensi risiko di jalan raya salah satunya adalah dengan mengantisipasi sejak dini.

Mira memberikan beberapa strategi pengendalian risiko untuk meminimalisasi kecelakaan lalu lintas.


1. Jika memungkinkan, hindari, ganti moda trasportasi, perpendek jarak tempuh. Contoh, bisa seandainya keperluan untuk bertemu hanya sekadar untuk mengobrol, perpendek jarak tempuh dengan menggunakan ponsel.

2. Kurangi potensi distraksi. Saat berkendara baiknya nada dering di ponsel tidak diaktifkan agar konsentrasi tidak terpecah karena suara panggilan.

3. Kenali bahaya, lihat jauh ke depan. Fokuskan pandangan mata ke depan, ingat di jalan raya ada dua objek yakni objek diam dan bergerak.

4. Pertahankan jalur. Minimalisasi pergantian jalur berkali-kali agar tidak menggangu kendaraan lain.

5. Antisipasi pengendara lain yang suka berpindah jalur. Cara mudahnya dengan menjaga jarak aman, terutama saat di tol.

6. Waspada blind spot.

7. Sabar dan teliti saat di persimpangan dan gang. Kedua lokasi ini menjadi area yang rawan dengan blind spot.