Begini Situasi yang Bikin Sensor Parkir "Teriak"

Donny Apriliananda - Rabu, 20 April 2016 | 15:58 WIB

(Donny Apriliananda - )

Jakarta, Otomania – Penggunaan sensor sebagai alat bantu untuk mundur dan parkir buat sebagian orang dianggap cukup penting. Rata-rata mobil masa kini sudah menawarkan fitur ini, meski ada juga yang memasangnya sendiri sebagai komponen aftermarket.

Makin lama, alat ini jauh lebih canggih, dari mulai hanya dengan sensor, kini sudah dilengkapi dengan kamera untuk memastikan jarak mobil dengan objek. Tapi fungsi dasarnya, memperingatkan pengendara bahwa objek di belakang mobil semakin dekat.

Prinsip kerjanya, menggunakan sensor yang terpasang di bumper dan memancarkan gelombang ultrasonik. Gelombang yang dipancarkan akan mendeteksi benda. Pantulan gelombang dari benda tersebut akan diterima kembali oleh sensor dan diterjemahkan kembali dalam bebunyian.

Mulai Bunyi
Pada dasarnya, sensor parkir akan berbunyi jika ada benda di belakang mobil. Sensitivitas bergantung dari beberapa faktor. Misalnya, lebar dan sudut sensor, jumlah serta jarak dari tanah. Jika lebar dan sudut dari sonar yang semakin besar, akan membuat sensor lebih sensitif.

Keakuratan sensor tidak dapat disetel, hanya bergantung pada penempatan serta jumlah sensor. Semakin banyak sensor yang dipakai, misalnya empat buah di bemper, akan semakin membantu dan sensitif karena objek di belakang mobil semakin banyak tertangkap.

Sedangkan jarak atau ketinggian sensor dari tanah juga berpengaruh. Sebab terkadang jika ground clearance mobil terlalu tinggi, membuat derajat sudutnya lebih menjauh dari objek yang lebih rendah dari posisi bemper mobil.

Misalnya, sensor mendeteksi ada gundukan pembatas ban. Saat gigi mundur aktif, sensor berbunyi pertanda sedang membaca objek. Tapi saat mulai mundur, sensor mulai tak mendeteksi gundukan lagi, jeda sejenak, lalu bunyi lagi saat ada pantulan dari tembok atau mobil lain di belakang.