Antara Rio Haryanto dan Manor Racing

Stanly Ravel - Rabu, 20 April 2016 | 11:02 WIB

(Stanly Ravel - )

Jakarta, Otomania - Formula 1 (F1) menjadi salah satu olah raga termahal yang pernah ada. Namun demikian, untuk bisa masuk ke ajang F1 bukan hanya masalah uang dan dana saja, tapi juga talenta dari pebalapnya.

Indonesia beruntung memiliki Rio Haryanto yang memiliki bakat luar biasa untuk bisa pentas di ajang balap bergengsi di dunia. Hal ini pun disampaikan oleh M Wahab S, Pengamat F1 yang sejak lama memperhatikan perkembangan balap jet darat tersebut.

"Buat saya Indonesia beruntung memiliki Rio Haryanto, belum tentu dalam 20 tahun ke depan akan ada pemuda lagi seperti Rio. F1 itu olah raga mahal, tapi di luar itu talenta pebalap juga sangat dibutuhkan, di Indonesia cuma Rio yang saat ini memiliki itu semua," ucap Wahab dalam forum diskusi bersama Pertamina, Selasa (19/4/2016).

Menurutnya, untuk posisi saat ini memang Rio masih dalam tahap adaptasi dan pembelajaran, karena ini merupakan ajang pertama pemuda asal Solo ini menginjakan kaki di F1. Masa transisi dari balap sebelumnya yang ia lakoni sangat berbeda dengan yang sekarang, wajar bila Rio masih butuh waktu untuk berkembang.

Dari bawah

Wahab mengatakan bahwa posisi Rio dan tim saat ini dalam masa sama-sama beradaptasi. Rio dengan mobil dan dunia yang baru, tim dengan pengembangan mesin Mercedes-Benz yang baru digunakan untuk tahun ini.

Menangapi banyaknya "nada miring" mengenai tim yang dibela Rio, Wahab pun ikut ambil suara. Menurutnya, Manor adalah tim papan bawah yang sedang bertransformasi dari tim sebelumnya, banyak pengembangan yang harus dilakukan. Tapi dalam dunia balap semua hal bisa saja terjadi.

"Hampir semua pebalap papan atas saat ini memulai karir dari bawah, termasuk timnya saat itu. Contoh Sebastian Vettel dan Fernando Alonso yang dulu pernah di Minardi, apa yang dilakukan Rio (bergabung) saat ini dengan Manor tidak salah," ucap Wahab.


Manor sendiri memiliki pasukan yang cukup berpengalaman. Tokoh-tokoh besar seperti ahli aerodinamika Nikolas Tombasis, Pat Fry Chief Engineer Manor yang lama di McLaren serta Race Director Dave Ryan, namun begitu tetap perlu adaptasi karena ketiganya baru bergabung tahun ini.

"Ketiganya baru bergabung tahun ini, pengembangan butuh berbagai tahapan bagaimana mobil bisa balance seperti berat dan rem. Manor saat ini masih mencari weight balance yang pas. Lalu tahap selanjutnya tikungan, kemudian kombinasi kecepatan. Jika semua paket mobil sudah terpenuhi di saat itulah peran pembalap diuji, kemudian yang terakhir barulah strategi tim," papar Wahab.

Bila berkaca dari tiga seri, nilai positif yang bisa dipetik untuk Rio dan Manor adalah mengenai mesin Mercedes yang sudah teruji bisa bersaing di balap F1. Selain itu, mesin yang digunakan Manor adalah mesin yang dua tahun terakhir mengantarkan Mercedes meraih gelar juara dunia.