Jakarta, Otomania – Bahan bakar jenis Pertalite makin diminati konsumen. Ini terlihat dari perpindahan pengguna bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium ke Pertalite atau Pertamax yang jumlahnya terus meningkat. Pada triwulan pertama 2016, sudah mencapai 21 persen dan hingga akhir tahun ini ditargetkan 30 hingga 50 persen.
Hingga nantinya, pada 2019 mendatang diharapkan tidak ada lagi yang menggunakan BBM jenis Premium. Lalu, bila Premium sudah tidak lagi diminati. Apakah BBM dengan RON 88 ini bisa dihapuskan?
“Premium kebijakannya ada di tangan pemerintah, bukan aksi dari korporasi. Kita (Pertamina) sebagai badan usaha bertugas menyediakan berbagai varian BBM agar masyarakat punya pilihan,” ujar VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, Selasa (19/4/2016) malam.
Menurut Wianda, pihaknya akan terus melihat perkembangan kedepan seperti apa.Tetapi, jika pengguna Premium terus menurun, maka yang siap mengambil keputusan adalah pemerintah.
“Kalau target kita inginnya pengguna BBM dengan kualitas yang lebih baik terus meningkat. Sebab, masyarakat juga akan mendapatkan keuntungan,” kata Wianda.
Lebih dari itu, tiga bulan pertama 2016, Kementerian ESDM mencatat konsumsi BBM menyentuh 11,7 juta kilo liter (KL). Konsumsi terbesar masih jenis ron 88 (premium) yaitu 6,48 juta KL; solar 3,88 juta KL; ron 92 (pertamax) 742.738 KL; ron 90 (pertalite) 376.395 KL; ron 95 (pertamax plus) 43.336 KL; minyak tanah 153.886 KL dan minyak bakar 43.954 KL.