Strategi Jitu Kurangi Risiko Kecelakaan di Jalan Raya

Setyo Adi Nugroho - Senin, 4 April 2016 | 09:25 WIB

(Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania -  Banyaknya pengendara kendaraan di jalan raya membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan semakin meningkat. Pada tahun 2014, tercarat jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di Indonesia sebanyak 95.906 kasus dengan jumlah korban jiwa sebanyak 28.297.

Jusri Pulubuhu, Chief Instructor dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menjadi pembicara pada rangkaian acara Otomania.com bertajuk Kumpul Komunitas Otomania (KKO) di kawasan SCBD, Sabtu (2/4/2016).

Jusri mengatakan, manusia modern yang menggunakan jalan raya untuk beraktivitas akan mengalami kecelakaan dalam hidupnya sebesar 86 persen. Oleh sebab itu, harus ada strategi untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan di jalan raya.

Jusri memperkenalkan teori segitiga keselamatan. Metode ini sudah digunakan sejak lama oleh masyarakat peduli keselamatan lalu lintas di seluruh dunia.

Menurut teori segitiga ini, setiap satu kecelakaan fatal akan didahului oleh kejadian 10 kecelakaan serius. Kecelakaan serius didahului dengan 30 kecelakaan ringan. Kecelakaan ringan ini sebelumnya didahului oleh 600 kejadian hampir kecelakaan.

“Jadi jika kita sudah sering mengalami kejadian hampir celaka, maka kemungkinan akan terlibat kecelakaan ringan semakin besar, begitu seterusnya hingga ke tingkat atas yakni kecelakaan fatal (berakibat kematian, cacat),” ujar Jusri

Oleh karena itu diperkenalkan strategi turn back accident. Dalam strategi ini untuk menghindari terlibat kecelakaan fatal langkah pertama adalah tahap eliminasi. Di sini  masyarakat tidak usah berkendara di jalan raya sama sekali.

Namun hal ini tentu tidak masuk akal dengan aktivitas masyarakat modern seperti saat ini. Oleh karena itu tahap berikutnya adalah subtitusi atau mengganti kendaraan pribadi dengan menggunakan kendaraan umum. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan serius.

Tahap selanjutnya adalah sikap defensive. Penggguna jalan raya mengutamakan keamanan diri dan orang lain. Keselamatan bersama menjadi prioritas untuk menghindar dari kemungkinan kecelakaan ringan.

Tahap terakhir adalah kelola. Disini sikap seperti mematuhi peraturan lalu lintas dengan benar, menggunakan perangkat keselamatan seperti helm dan sabuk pengaman, tidak mengemudi saat kondisi badan tidak fit, adalah tahap pengelolaan untuk menghindar dari kejadian hampir kecelakaan.

“Segitiga ini akan membuat pengendara memahami bagaimana strategi mengendalikan resiko bahaya di jalan raya. Kesadaran ini diharapkan dapat ditularkan kepada seluruh pengguna jalan raya,” ucap Jusri.

Acara Kumpul Komunitas Otomania (KKO) adalah acara yang digagas bersamaan dengan kampanye Gerakan Tertib Berlalu Lintas (GATEL) yang diusung Otomania.com sejak Februari 2016. Melalui KKO dan GATEL, diharapkan dapat menjadi tempat pertukaran ide dan gagasan mengenai keselamatan berkendara.