Saya Paling "Gatel" di Jalan kalau..

Azwar Ferdian - Minggu, 3 April 2016 | 10:01 WIB

(Azwar Ferdian - )

Jakarta, Otomania - Pelanggaran lalu-lintas bukan sekadar hal yang lumrah ditemui di jalanan Indonesia. Ironisnya, hal ini sudah menjadi budaya. Inilah yang bikin "gatel" sebagian pengguna jalan, bahwa pelanggaran yang terjadi cenderung bertambah dan tak bisa dikontrol.

Otomania.com dengan Gerakan Tertib Berlalu-lintas (Gatel) punya misi, coba menyadarkan para pengguna jalan bahwa pelanggaran di jalan raya sudah menjadi penyakit kronis.

Dalam kegiatan Kumpul Komunitas Otomania (KKO) #Gatel di Bangi Kopitiam, SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (2/4/2016) bersama beberapa komunitas mobil dan motor, terkuak bahwa pelanggaran lalu lintas di jalan raya kerap bikin "gatel".

Seperti pengalaman Alizar Adlu dari Jakarta Max Owners, yang menyatakan bahwa dirinya kerap "gatel" saat melihat pengendara motor atau kendaraan lain berhenti di depan garis stop traffic light.

"Tak hanya itu, saya suka gatel kalau lihat pengendara motor masuk jalur Transjakarta. Kami di komunitas selalu jadi pelopor agar berusaha untuk tertib. Berhenti tertib di belakang garis stop, diklaksonin, lebih bijak kalau kita diam," ujar Ali.

Ada satu jargon yang terus didengungkan Ali dan klubnya, bahwa biker sejati adalah yang berhenti di belakang garis stop, apa pun yang terjadi. Inilah yang terus dipegang teguh anggota komunitas.


Lain lagi cerita Chaerul M Putra, Ketua Umum komunitasi Avanza Xenia Indonesia Club (AXIC). Dia bercerita bahwa suka "gatel" saat melihat pengendara mobil yang masuk ke bahu jalan di tol.

"Komunitas kami sangat anti bahu jalan. Kalau melihat anggota kami yang masuk bahu jalan, foto, share di media sosial, biar kami yang memberi sanksi. Soal ini kami tegas," ucap Putra.

Hal itu didengungkan komunitas mengaca dari pengalaman anggota yang pernah mengalami kecelakaan karena masuk bahu jalan.