Jakarta, Otomania - Ipsos Consulting menggelar presentasi perkembangan industri otomotif dengan tajuk "Indonesia's Automotive Outlook 2020" di Jakarta, Kamis (31/3/2016). Acara ini dihelat mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup pesat, bahkan menjadi salah satu negara big market di kasawan ASEAN.
Douglas Cassidy, Head of Counsulting Ipsos Business Consulting Indonesia mengatakan bahwa dengan adanya presentasi ini bisa memaparkan perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam lima tahun ke depan, beserta startegi yang bisa dilakukan para pelaku industri.
"Presentasi yang kami gelar bukan hanya menghadirkan pembicara dari Ipsos tapi juga intansi terkait, seperti pihak Gaikindo dan Kementrian Perindustrian yang dapat mengidentifikasi lebih dalam berbagai peluang dan tantangan bagi seluruh pelaku industri otomotif nasional. Presentasi ini juga mewakili optimisme Indonesia serta peluang yang cukup signifikan untuk menjadi pemain utama industri otomotif di ASEAN," ucapnya dalam pembukaan acara, Kamis (31/3/2016).
Markus Scherer sebagai pembicara utama dan Global Automotive Lead dan Ipsos menunjukkan bukti kuat, yang menandakan Indonesia secara perlahan dapat menggantikan Thailand sebagai pusat produksi otomotif. Hal ini terlihat dari beragam hal, seperti produksi kendaraan, perkembangan kebijakan, serta perbaikan infrastruktur.
"Bukti jelas bahwa dalam hal tren output produksi kendaraan, perkembangan kebijakan pemerintah, dan berbaikan infrastruktur, sampai peningkatkan kapasitas produksi untuk konsumsi domestik dan ekspor akan terus bertambah dan meningkat di Indonesia, ini akan menajdi sorotan di kedepannya," ucapnya di waktu yang sama.
Menurutnya perkembangan mobil penumpang di Indonesia memiliki pasar yang cukup baik. Untuk model, dari hasil penelitian yang dilakukan jenis MPV dan dan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) akan memiliki volume tertinggi hingga 2020, baik dalam hal produksi dan penjualan.
"MPV dan SUV adalah model yang paling populer karena memiliki kapasitas yang lebih besar dan disukai masyarkat Indonesia. Untuk mobil LCGC sukses karena mendapat dukungan pemerintah serta keringanan pajak 0 persen, pasar sedan akan semakin sempit karena pajak yang mencapai 30 persen," ujar Markus.