Jakarta, Otomania - Knalpot kustom atau racing sering dipilih pengguna sepeda motor untuk meningkatkan penampilan tunggangan atau untuk meningkatkan performa kendaraan. Namun, sebelum memesan knalpot ini pada bengkel knalpot langganan, cari tahu dahulu bahan terbaik yang diinginkan untuk membuat knalpot.
Wahyono dari Abenk Racing Exhaust, saat ditemui Otomania, di ajang pameran suku cadang INAPA 2016, Rabu (30/3/2016) menjelaskan saat, ini bahan pembuatan knalpot yang banyak ditawarkan adalah besi, galvanis dan stainless steel.
Bahan besi sering digunakan karena selain murah, materialnya mudah dibentuk. Kelebihan pada bahan ini jelas pada biaya serta proses pembuatannya. Kekurangannya adalah mudah berkarat.
Bahan galvanis hampir sama dengan besi namun dengan kualitas tahan karat yang lebih baik. Bahan ini lebih sering dipakai pada sepeda motor dua tak. Meski daya tahan karatnya lebih baik dari besi, karat tetap dapat hinggap pada bahan ini terutama pada bekas sambungan las knalpot yang kerap mengelupas.
Bahan ketiga adalah stainless steel. Keunggulan utama bahan ini adalah lebih tahan karat dan ringan. Bahan ini juga tidak mudah berubah bentuk karena panas. Bahan stainless membutuhkan teknik pengelasan yang presisi sehingga ini juga yang membuat kekurangan bahan ini yakni dari segi biaya yang cukup mahal.
Guna mengatasi kekurangan dan kelebihan ini, produsen knalpot memilih untuk menggabungkan bahan-bahan tersebut dalam satu rangkaian knalpot.
“Bagian kepala dan leher knalpot bisa menggunakan besi atau galvanis kemudian bagian silencer menggunakan stainless steel. Perpaduan bahan ini akan membuat knalpot lebih tahan lama serta dari segi biaya tidak terlalu mahal,” ujar Wahyono.
Bahan terakhir untuk pembuatan knalpot adalah bahan titanium dan karbon. Bahan ini lebih ringan dan kuat. Penggunaannya biasanya di bagian silencer knalpot dengan bagian lain menggunakan bahan stainless. Kelemahannya adalah karena butuh teknik khusus dalam pembuatannya dan materialnya yang susah didapat akhirnya harga jauh lebih tinggi.