Jakarta, Otomania – Rencana pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membahas standar emisi menjadi EURO4 di tahun ini, ditanggapi beragam oleh produsen kendaraan. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) sebagai salah satu produsen kendaraan di Indonesia menyatakan tidak khawatir dengan rencana tersebut.
“Tidak ada yang perlu di kuatirkan mengenai Euro IV. Daihatsu sudah mengekspor ke beberapa negara Eropa yang memiliki standar emisi EURO 5 dan tidak masalah,” ujar Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT ADM, Rabu (16/3/2016).
Amelia menambahkan, sampai saat ini yang jadi masalah dari penerapan Euro IV adalah teknologi. Guna mendukung standar baru, ada alat seperti konverter katalisis yang berguna untuk mereduksi kandungan berbahaya pada gas buang. Ini perlu ditambahkan ke produk yang dijual ke masyarkat.
“Padahal soal katalis ini, sudah diterapkan sejak jaman Avanza dan Xenia yang Euro II. Teknologi katalitik milik Daihatsu malah meraih “Nobel” karena teknologi yang dimiliki,” ujar Amelia.
Katalisis konverter biasanya akan bermasalah pada jarak 10.000 km karena penurunan kemampuan. Katalisis milik Daihatsu dibuat untuk meregenerasi sendiri sehingga dinding katalisis tidak akan mengalami penyumbatan hingga jarak yang tidak ditentukan. Artinya bebas biaya perawatan.
Hal yang perlu diperhatikan dari penerapan Euro IV sebenarnya bukan hanya katalis konverter, namun pada pemerintah dengan kebijakannya.
“Perubahan ke standar emisi baru tentu ada tambahan biaya. Ini akan dibebankan pada konsumen, pemerintah dengan kebijakannya mau bagaimana? Produsen tinggal meluncurkan produk karena sudah biasa ekspor hingga standar Euro V tidak masalah,” jelas Amelia.
Draft peraturan mengenai standar emisi ini sudah diserahkan kepada biro hukum dan mulai berlaku di 2018 untuk mobil baru (new product), dan kendaraan yang sedang berjalan saat ini (current product) di 2020.