Jakarta, Otomania – Industri otomotif Indonesia akan semakin riuh, dengan rencana masuknya beberapa merek asal China dan bermain di segmen low multi purpose vehichle (LMPV). Pemain baru ini akan bertarung langsung dengan merek-merek mapan seperti Daihatsu dan juga Toyota.
Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menjelaskan, kedatangan merek atau produk baru, akan dipandang sebagai pemacu para pemain lama, termasuk Daihatsu untuk menjadi lebih baik.
Diumpamakan bahwa, bisnis otomotif itu bagaikan pelari maraton. Pelan-pelan membangun pabrik, layanan purna jual dan showroom jualan untuk kemudian meraih kepercayaan konsumen sebagai tujuan akhir. Bukan seperti pelari cepat yang kencang di awal kemudian pelan dan berhenti di tengah jalan.
“Biaya di bisnis otomotif itu besar. Terutama membangun layanan purna jual karena di sinilah letak piece of mind bagi konsumen. Tidak ada ini konsumen susah dan akhirnya produk itu mati,” ujar Amelia.
Kompetisi dipandang Daihatsu untuk membuat mereka lebih inovatif dan memikirkan bagaimana memberi pelayanan lebih ke konsumen. Semua akan dinilai konsumen dengan memberikan produk dan layanan terbaik.
Akhirnya kembali kepada konsumen, apakah ingin membeli mobil untuk jangka panjang atau pendek. Jika untuk jangka pendek dan ingin dijual kembali harus siap menerima harga yang jatuh karena layanan purna jual tidak ada.
Sebelumnya diberitakan, SGMW Indonesia, pemegang merek Wuling di Indonesia, melakukan investasi dengan nilai 700 juta dollar AS atau setara Rp 9,7 triliun. Investasi berupa pabrik yang dibangun di kawasan Greenland International Industrial Center, Cikarang, Jawa Barat, di atas lahan seluas 600.000 meter2 dijadwalkan beroperasi tahun 2017.
Pabrik ini akan menjadi basis produksi untuk memperluas bisnis ke negara-negara di ASEAN. Produk pertama SGMW Indonesia adalah MPV 7-penumpang yang akan diluncurkan dengan merek Wuling.