Jakarta, Otomania – Bisa jadi, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) terangkat namanya gara-gara Ninja 2-tak 150 cc. Andai tak ada regulasi yang melarang ”motor berasap” berkeliaran di Indonesia, mungkin KMI akan terus memproduksi dan memasarkannya karena permintaan tidak pernah habis.
Saat "disuntik mati" sejak tahun lalu, Ninja 2-tak 150 cc akhirnya berubah status sebagai ”sepeda motor legenda”. Barangnya tetap dicari, khususnya edisi spesial, namun di diler sudah tak tersedia lagi. Fluktuasi harga seken pun mulai dimainkan para pemain sepeda motor bekas.
Namun, perlu dicatat, tak semua Ninja 2-tak 150 cc populer. Versi ber-fairing (Ninja 150 RR) lebih disukai ketimbang versi Naked (Ninja SS dan Ninja R). Alhasil, di pasar motor bekas beberapa tahun mendatang, versi RR akan lebih banyak dicari.
”RR ini kan dari 2001 sampai produksi terakhir 2015 (14 tahun) perubahannya sedikit saja. Perubahan yang sedikit-sedikit itu akan mendorong statusnya sebagai motor legenda,” ucap Michael Candra Tanadhi, Deputy Head Sales Dept. Marketing and Sales Division KMI, (11/3/2016).
Pada saat tipe RR keluar, imbuh Michael, KMI bernar-benar memfokuskan pemasaran pada model ini. Apalagi, ditambah konsumen Indonesia yang sangat menyukai sepeda motor sport ber-fairing, karena dirasa lebih sporty dan merasa punya tunggangan balap.
Kendati demikian, bukan berarti versi naked tidak dicari. Michael juga memprediksi tipe ini juga akan mengikuti versi fairing, apalagi mereka semua sudah tidak lagi diproduksi.