Jakarta, Otomania - Sebagian besar pengguna sepeda motor pasti sering mendorong kendaraan ketika mogok dengan kaki (atau bahasa bikernyastut). Meski terkesan mudah dan sederhana untuk dilakukan, ternyata hal ini memiliki dampak besar yang berbahaya untuk dilakukan.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDCC), mengatkaan saat berkendara motor orang perlu menjaga keseimbangan, hal ini sangat penting karena roda motor hanya dua, ketika digunakan satu kaki untuk mendorng motor secara otomatis akan mengurangi keseimbangan saat berkendara.
"Kunci orang naik motor itu seimbangan, bukan stabil. Bila salah satu kaki menjadi tumpuan untuk mendorong motor lain, maka sisi kesimbangan berkendara akan berkurang. Ini adalah hal yang berbahaya dan sudah jadi budaya yang sebaiknya tidak ditiru, apalagi bagi orang yang belum memiliki jam terbang tinggi saat berkendara motor," ucap Jusri kepada Otomania, Selasa (8/3/2016).
Kemampuan orang untuk mendorong motor dengan satu kaki harus baik dalam menjaga keseimbangan, karena saat ia mulai mendorong akan ada tekanan balik dari kendaraan yang didorong. Bila posisi yang mendorong dan yang didorong tidak seimbang akibatnya fatal, apalagi ketika di jalan raya yang ramai dengan jarak yang jauh.
Bukan hanya didorong dengan kaki, bahkan motor yang ditarik dengan tali saja juga rentan kehilangan kesimbangan. Menurutnya yang paling benar saat menghadapi motor mogok di jalan itu dituntun saja atau diangkut dengan mobil.
"Efek saat kehilangan kesimbangan itu cukup bahaya, bila dilakukan di jalan raya dampaknya bisa merugikan pengguna jalan lain. Contoh saat sedang mendorong hilang kendali karena keseimbangan yang tidak terjaga dan meyerempet orang lain sehingga mengalami kecelakaan, hal ini jadi merugikan orang lain bahkan risikonya bisa lebih fatal," ucap Jusri.