Mahasiswa Indonesia Bikin Kendaraan Berkonsumsi BBM 792 Kpl

Donny Apriliananda - Selasa, 8 Maret 2016 | 07:22 WIB

(Donny Apriliananda - )

Jakarta, Otomania – Mahasiswa Indonesia mencatat rekor jarak tempuh baru di sirkuit jalanan Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2016. Tim Nakoela dari Universitas Indonesia (UI) meraih juara pertama di kategori prototype, berhasil menciptakan kendaraan dengan jarak tempuh 792 km per satu liter bensin!

Kampus yang bermarkas di Depok itu juga berhasil menyabet juara pertama di kategori lain, yakni Urban Concept melalui Tim Sadewa. Beberapa mahasiswa mampu merancang kendaraan berbahan bakar bensin dengan jarak tempuh 275 kpl, atau dua kali lipat dari kemenangan yang diraih tahun lalu.

Lebih dari 117 tim mahasiswa yang berasal dari 17 negara di Asia, Timur Tengah dan Australia telah selesai berkompetisi di ajang SEM 2016 yang digelar di Rizal Park Manila, Filipina sejak tanggal 3 – 6 Maret 2016.

Selain UI, tim dari kampus lain di Indonesia juga mencetak hasil fantastis. Ada lima tim mahasiswa Indonesia lainnya yang berjaya. Mereka adalah tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 2 yang meraih juara pertama, dan Tim Bengawan 2 dari Universitas Sebelas Maret yang meraih juara kedua untuk kategori Urban Concept berenergi diesel (solar).

Selanjutnya, di kategori Urban Concept berbahan bakar alternatif, tim Cikal Ethanol dari Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih juara kedua dan Tim Horas Mesin dari Universitas Sumatera Utara (USU) meraih juara ketiga. Terakhir, tim Bumi Siliwangi 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) meraih juara kedua UrbanConcept yang menggunakan energi baterai.

Darwin Silalahi, Presiden Direktur PT Shell Indonesia, dalam siaran resmi (6/3/2016), mengatakan bahwa prestasi mahasiswa Indonesia itu melengkapi raihan selama tujuh tahun di ajang SEM. Selama periode itu, tim dari Indonesia selalu meraih penghargaan.

”Ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia memiliki kemampuan untuk merancang mobil yang inovatif sekaligus memikirkan mengenai alternatif energi di masa depan. Prestasi yang diraih tahun ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai tim yang senantiasa diperhitungkan dalam ajang kompetisi mendesain, menciptakan, dan mengendarai mobil paling hemat energi,” kata Darwin.

Kompetisi ini dibagi menjadi beberapa kategori. Prototype, dituntut untuk menciptakan kendaraan futuristik dengan aerodinamika tinggi. Sementara UrbanConcept digulirkan untuk mendapatkan kendaraan super ekonomis dan inovatif yang menyerupai kendaraan di pasaran saat ini.

Kedua kategori ini bisa dipilih satu dari tujuh jenis energi yang berbeda, yaitu gasoline (bensin), diesel (solar), baterai listrik, hidrogen, etanol, dan Compressed Natural Gas (CNG). Hasil akhir dilihat dari tim yang dapat menempuh jarak terjauh dalam satuan kilometer dengan menggunakan bahan bakar setara dengan 1kWh listrik, 1 m3 hidrogen, atau 1 liter bahan bakar.