Gairah Bisnis "Apparel" Motor di 2016

Stanly Ravel - Rabu, 2 Maret 2016 | 09:05 WIB

(Stanly Ravel - )


Jakarta, Otomania - Penjualan sepeda motor yang anjlok juga ikut dirasakan pebisnis perlengkapan kebutuhan berkendara. Respiro menjadi salah satu yang merasakan dampak penurunan produk dagangannya.

Penjualan Respiro pada 2015 diklaim turun sampai 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Teddy Suryadi, Marketing Communication & Community Development PT Sinergi Ventura Pratama yang menjual produk Respiro, dengan penjualan motor yang lesu, daya beli masyarakat terhadap apparel pun menurun.

"Daya beli turun sekali dibandingkan tahun sebelumnya, bisa sampai 10 persen. Secara otomatis kalau bisnis perlengkapan berkendara akan terkoneksi dengan penjualan motor, kalau jualan motor turun kami juga ikutan (turun), begitu juga sebaliknya," ucap Teddy kepada Otomania, Senin (29/2/2016).

Bukan hanya itu, dengan turunnya penjualan Teddy pun juga harus rela berbelanja bahan produksi dengan harga lebih mahal. Hal ini karena efek nilai tukar rupiah yang turun sehingga harga material juga ikut naik.

"Sebagian material kami memang lokal, tapi sisanya masih ada yang impor. Salah satu contoh seperti campuran yang digunakan untuk memproduksi jaket. Karena itu, di beberapa produk terpaksa harga juga ada yang dinaikan," ujar Teddy.

Pasar 2016

Melihat perkembangan pasar 2016, Teddy memandang akan ada perubahan yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Selain banyak motor baru yang dikabarkan akan meluncur ia juga sudah menyiapkan beberapa produk baru.

"Dengan berita akan ada beberapa model motor baru tentu bisa merangsang daya beli masyarakat, efeknya juga akan berkesinambungan pada bisnis apparel. Kami optimis akan lebih baik, apalagi kami juga punya beberapa produk baru yang saat ini sedang dipersiapkan," kata Teddy.