Jakarta, Otomania - Tren modifikasi sepeda motor di Indonesia masih cukup kuat. Hampir tiap tahun selalu ada karya-karya baru yang lahir dari tangan-tangan modifikator lokal dengan konsep beragam aliran.
Sayangnya, ketika memodifikasi motor kebanyakan orang lebih fokus pada tampilan, sehingga melupakan fitur-fitur wajib dalam berkendara. Padahal ini menyangkut soal regulasi serta keamanan di jalan raya.
Biasanya yang kena ubahan mulai lampu utama, lampu sein, kaca spion, sampai identitasi nomor kendaraan, layaknya plat dan nomor rangka.
Donny punggawa bengkel modifikasi Hantu Laut yang biasa memermak motor dengan aliran old school, mengatakan bahwa saat akan memodifikasi baiknya orang melihat unsur kegunaan setelah di modif.
"Bila tujuan hanya untuk show off atau kontes mau tampil ekstrim tanpa perangkat standar masih oke, tapi kalau harian jangan coba-coba. Usahakan perangkat standar seperti lampu utama, sein, lampu belakang, dan plat nomor masih terpasang karena selain sebagai sarat laik jalan juga berfungsi sebagai keselamatan berkendara. Ini harus dibudayakan," ujar Donny kepada Otomania, Rabu (3/2/2016).
Menurutnya, rata-rata motor kustom yang dibuatnya masih digunakan untuk harian, maka dari itu optimalisasi perangkat standar seperti lampu utama, sein, starter, plat nomor, sampai kaca spion masih dipertahankan.
Bahkan untuk motor-motor berkapasitas 250 cc ke atas juga masih menggunakan sistem starter lengkap dengan rumah aki yang sudah dimodifikasi letaknya.
"Meski modifikasi sudah ekstrem sampai rangka dipotong, tapi tidak ada alasan untuk tidak menggunakan perangkat standar berkendara, terutama lampu-lampu dan plat nomor yang sifatnya penting untuk kenyamanan dan keselamatan di jalan. Masih ada cara untuk mengakali agar lampu tetap terpasang, tapi mungkin mungkin penempatannya saja yang beda," ujar Donny.