Jakarta, Otomania – Kabar mundurnya PT Ford Motor Indonesia di awal 2016 ini cukup mengejutkan industri otomotif nasional. Pasalnya optimisme industri otomotif Tanah Air yang sedang dibangun bisa terkena dampak.
Halomoan Fischer Lumbantoruan, Chief Operation Officer Mobil88 mengatakan, imbas dari kabar ini, akan kurang baik untuk pasar otomotif di Indonesia. Hal ini bisa memberikan citra negatif bahwa pasar otomotif sedang tidak bergairah.
“Dengan pandangan negatif tersebut, optimisme akan menurun. Sehingga pada ujungnya konsumen akan khawatir melakukan pembelian saat ini. Lebih lagi, gairah akan semakin menurun ditmbah kabar tidak bagusnya penjualan yang melanda pasar otomotif di 2015,” ujar Fischer kepada Otomania, Selasa (26/1/2016).
Selain itu, lanjut Fischer, selain pada konsumen, dampak juga terjadi pada pemain atau pebisnis, yang kemungkinan akan cenderung bertindak sangat hati-hati. Ini semua bisa berakibat tidak bergairahnya pasar otomotif, khususnya mobil bekas.
“Tapi di sisi lain, mungkin kejadian ini juga merupakan pembuktian pameo (survival of the fittest), karena di tengah menurunnya pasar otomotif di Indonesia, masih ada merek dan atau tipe tertentu yang bertahan bahkan meningkat. Namun yang paling ditakutkan yaitu tidak bergairahnya pasar,” tutur Fischer.
“Melalui penurunan gairah ini, masyarakat yang akan membeli mobil, biasanya hanya melirik merek dan tipe yang sesuai dengan kebutuhan saja. Oleh karena itu, semua pemain yang ada (ATPM dan penjual mobkas) harus bijaksana dalam mempelajari kebutuhan konsumen tersebut dan memberikan yang terbaik. Tentunya dengan struktur biaya yang efisien,” tutur Fischer.