Jakarta, Otomania – Pameran Indonesia International Auto Parts, Accessories and Equip Exhibition (INAPA 2016) dan Indonesia International Bus, Truck and Component Exhibition (IIBT 2016) kembali dilaksanakan. Ajang ini diklaim jadi pameran komponen otomotif dan bus terbesar se-Asia Tenggara.
Ironinya, tema yang diusung oleh penyelenggara “Mendorong pertumbuhan industri karoseri dan komponen otomotif nasional” belum sesuai dengan kenyataan. Pasalnya, peserta yang mengikuti pameran ini didominasi oleh produk asing, bukan produk lokal.
Menanggapi pertanyaan Otomania tersebut, Baki Lee, Presiden Direktur PT Global Expo Management (GEM Indonesia) dirinya mengakui hal tersebut. Terkait dengan komposisi peserta pameran, 80 persen asing dan 20 persen Indonesia.
“Memang seperti itu, kami mengakui kalau komposisi peserta pamerannya sangat jauh. Kami sebagai pihak penyelenggara sendiri, juga mengharapkan kalau angka tersebut di balik, 80 persen pengusaha lokal 20 persen asing, namun kenyataannya sungguh sulit mencapai itu,” ujar Baki menjawab Otomania, Rabu (13/1/2016).
Baki menambahkan, selain karena kurang percaya diri, pengusaha komponen Indonesia, kebanyakan bergerak di pasar Original Equipment Manufacture (OEM) bukan aftermarket. Mereka menganggap pameran membuang biaya, tanpa ikut juga produknya laku oleh produsen otomotif.
“Dari sekitar 200 industri komponen yang ada di Indonesia, hampir 100 persen bergerak di OEM. Mereka tidak punya niatan untuk masuk pasar aftermarket, sementara pameran ini cukup concern pada produk aftermarket. Dengan ikut pameran produknya juga semakin bisa dikenal pasar ASEAN atau bahkan dunia,” ujar Baki.
“Karakter seperti itu tidak bagus, membuat pengusaha sulit berkembang, padahal ini salah satu medianya untuk bisa go internasional,” ujar Baki.