Jakarta, Otomania - Klakson menjadi salah satu alat komunikasi saat berkendara. Meski tidak selalu bekerja setiap saat seperti mesin, tapi klakson juga punya usia pakai, yakni sekira 10.000 kali tekan atau mengeluarkan suara.
Umumnya, pasti pemilik kendaraan tidak akan menghitung berapa jumlah tekanan yang digunakan setiap harinya. Akan tetapi, meski memiliki usia pakai ada faktor lain yang menyebabkan klakson cepat rusak, dan hal ini rata-rata disebabkan oleh cara penggunanya yang tidak sesuai.
"Klakson cepat rusak selain karena kualitasnya yang kurang baik juga karena cara pakai penggunanya. Situasi kemacetan di Jakarta kerap membuat pengemudi emosi, salah satu cara melampiaskannya dengan menekan berkali-kali secara kasar," kata Marco, Koordinator Autovision dan Ikano saat dihubungi Otomania, Minggu (3/1/2016).
Menurutnya, yang membuat klakson cepat tutup usia rata-rata disebabkan oleh ulah pengendara. Seperti menekan klakson terlalu keras yang bisa menyebabkan kerusakan pada bagian saklar, menekanya dengan bekali-kali atau dalam waktu yang panjang yang membuat komponen pada klakson cepat panas yang berakibat pada kerusakan.
Kebiasan lain yang tidak baik adalah menekan saklar klakson setengah-setengah. Hal ini harus dihindari dan tidak dibiasakan karena bisa meimbulkan percikan api dalam komponen yang membuat suara klakson berubah.
"Biasanya orang tidak sadar, ada yang menekan secara setengah-setengah. Hal ini membuat terjadinya percikan atau lompatan api di dalam komponen yang membuat umur klakson cepat mati, untuk mendeteksi kerusakannya biasanya diawali dengan suara yang berubah, seperti tidak nyaring atau justru menjadi pecah," ucap Marco.