Jakarta, Otomania - Pasar otomotif tahun ini memang sedang kurang menguntungkan, bukan hanya penjualan produk mobil saja, termasuk juga aksesorinya. Kemudian, suasana semakin diperparah, dengan adanya isu terkait dengan razia Standar Nasional Indonsia (SNI), yang membuat toko-toko aksesori tutup.
Arief, pemilik toko aksesori Banteng Mas yang berlokasi di Mega Glodok Kemayoran (MGK) mengharapkan, ke depannya pemerintah bisa memberi dukungan untuk bisnis aksesori. Kalau pun ingin mengatur terkait SNI, harap diperjelas regulasinya.
“Jadi jangan hanya bisa melarang komponen non-SNI tapi juga memberikan jalan keluarnya, atau bisa memberikan data spesifikasi yang sesuai dengan SNI. Jadi pedagang tidak kebingungan. Lalu kalau regulasinya belum jelas dan pasti, jangan kita ditakut-takuti seperti kejadian kemarin, yang membuat hampir semua toko tutup, karena takut dirazia,” ujar Arief kepada Otomania, Senin (21/12/2015).
Di toko lain, Suri pemilik gerai aksesori Istana Motor menambahkan, tahun depan diharapkan bisnis aksesori semakin tumbuh, salah satunya karena dukungan pemerintah. Meski terlihat sepele bisnis seperti ini sangat berpeluang dalam membuka lapangan pekerjaan.
“Toko kecil saja minimal ada dua karyawan, bagaimana toko yang besar. Maka dari itu kami jangan lantas selalu dijepit dan di takut-takuti. Seperti sewaktu ada isu razia, saya tutup satu minggu, sampai karyawan pada pulang kampung. Kalau sudah begitu, kita semua akan rugi, termasuk pemerintah yang tebebani oleh pengangguran,” ujar Suri.
“Kalau memang ada aturan baru, harus diinformasikan dengan jelas, seperti berbicara di televisi. Kemudian sosialisasikan dan beri jalan keluar jika para pedagang merasa kesulitan. Paling tidak itu harapan saya dan mungkin semua pedagang yang ada di sini untuk tahun depan,” ujar Suri.