Jakarta, Otomania - Setelah pengentesan Chevrolet Trax di lintasan lurus Sirkuit Sentul, waktunya membahas handling dan kestabilan ketika diajak melibas rintangan mini slalom, Selasa (1/12/2015).
Berbeda dari trek asli, kali ini pengujian berada di permukaan berpasir dan mengandalkan pagar pembatas (kun) sebagai panduan rintangan jaur yang harus dilewati. Tiap peserta wajib melintasi lintasan sebanyak dua kali. Waktu tercepat tanpa menjatuhkan kun akan keluar sebagai pengendara terbaik.
Bukan hanya keahlian, tapi kehandalan dari sebuah mobil pun ikut dituntut, oleh karena itu hal ini menjadi ajang pembuktian bagi Chevrolet Trax. Tiba giliran redaksi Otomania menjajal, setelah mempelajari karakteristik rute, SUV kompak ini pun langsung di geber habis.
Agar tenaga tidak terlalu droop posisi transmisi dipindahkan ke versi manual dengan mengandalkan gigi pertama dan kedua. Belokan tajam pertama mampu dilibas dengan mudah, tapi tidak di belokan kedua. Dengan jarak yang pendek pengendara wajib mengambil posisi sedikit keluar sebelum bermanuver.
Ketangkasan SUV bertubuh kompak ini dibuktikan dengan melewati rintangan tanpa kendala, hal ini tak lepas dari dukungan fitur Electronic Stability Control (ESC) yang disematkan agar lebih memudahkan pengendalian.
Jarak poros roda sebesar 2.555 mm pun menjadi faktor pendukung yang membuat radius putar tidak terlalu melebar, apalagi dimensi gagang kemudi lebih mungil dan nyaman untuk di genggam.
Sayang, meski suspensinya cukup lembut ketika diajak melibas jalan berlubang, tapi imbasnya bantingan ketika bermanuver agresif lebih kasar. Hal ini pun Otomania rasakan sendiri ketika duduk di bangku kedua saat sesi mini slalom.