Jakarta, Otomania – Sepeda motor saat ini kebanyakan sudah dikombinasi sistem pengeremannya. Tidak lagi menggunakan rem tromol, di roda depan dan belakang. Bahkan untuk kendaraan yang kelasnya lebih tinggi, kedua rodanya dikawal dengan rem cakram.
Itu membuktikan bahwa rem cakram memiliki kelebihan dibanding rem tromol. Seperti misalnya saat musim hujan seperti ini, di mana-mana terdapat genangan air yang membuat sistem pengereman bisa saja terendam. Adanya rem cakram cukup membantu.
Yanu Suprapto, Kepala Mekanik AHASS Sumber Jaya Motor Pulogebang mengatakan, untuk rem cakram sendiri, ketika terkena air fungsinya masih tetap baik. Dibanding rem tromol yang berkurang performanya.
Tidak berhenti sampai situ, ketika air tidak lagi merendam bagian dalam tromol dan hanya menyisakan sedikit sisa-sisa air, tromol menjadi lengket. Itu menyebabkan pengereman menjadi sangat pakem, dan pastinya berbahaya.
“Rem tromol ketika sudah terendam air macam-macam masalahnya, seperti bagian dalamnya menjadi lengket sehingga pengereman bisa mendadak kuat. Lebih lanjut lagi akan timbul bunyi mendecit tiap kali rem ditekan,” ujar Yanu, Selasa (1/12/2015).
Yanu melanjutkan, memang ketika bagian dalamnya sudah mulai panas dan mengering, masalah-masalah tersebut bisa hilang sendirinya. Namun, jika dalam jangka waktu lama tidak kunjung normal, maka segera periksakan ke bengkel.
“Kalau untuk rem tromol sangat mudah, hanya tinggal disemprot menggunakan angin saja,” ujar Yanu.
Jadi memang dibanding dengan rem cakram, rem tromol lebih beresiko ketika melalui genangan air. Rem cakram lebih kebal terhadap genagan air. Membersihkannya juga mudah, karena berada di luar, tidak harus membongkar. Namun, memang saat ini pabrikan sepeda motor masih menggunakan kombinasi dua rem ini.