Ketika Menelepon Lebih Mematikan Dibanding Mabuk

Ghulam Muhammad Nayazri - Minggu, 29 November 2015 | 09:01 WIB

(Ghulam Muhammad Nayazri - )


Jakarta, Otomania –
Banyak pengendara yang nekat mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk. Tak jarang juga dari mereka akhirnya terlibat dalam kecelakaan di jalan raya, dan menimbulkan korban jiwa.

Namun, ternyata ada yang lebih membahayakan dari berkendara di bawah pengaruh alkohol, yaitu menggunakan telepon genggam (handphone). Seperti dalam modul Indonesia Defensive Driving Center (JDDC) dituliskan, bahwa menggunakan ponsel lebih berbahaya dari alkohol.

Pernyataan tersebut didapat dari hasil penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Transport Research Laboratory di Inggris. Pengujian dilakukan terhadap 20 pengendara dengan alat simulator kendaraan, untuk melihat reaksi dan keterampilan berkendara.

Para peneliti menguji pengaruh pengemudi yang berbicara menggunakan telepon dan pengemudi yang berada di bawah pengaruh alkohol (dalam porsi wajar). Hasilnya ditemukan bahwa rata-rata pengendara, yang menggunakan telpon memiliki reaksi lebih lambat 30 persen, dibanding yang terpengaruh alkohol.

Pengemudi yang menggunakan ponsel juga kurang mampu mempertahankan kecepatan yang konstan, yang membuatnya sulit menjaga jarak dengan kendaraan di depannya.

Rata-rata pemakai ponsel, memerlukan waktu reaksi setengah detik lebih lama dari keadaan normal, dan sepertiga detik dari kondisi pengaruh alkohol.

Pada kecepatan 112,6 km (70 mil) setengah detik sama dengan tambahan 15 meter sebelum bisa bereaksi. Meski menggunakan bantuan handsfree, reaksi tidak membaik secara signifikan.

Tapi perlu disadari, meski pada sebuah penelitian menghasilkan fakta tersebut. Bukan berarti  berkendara dalam pengaruh alkohol diperbolehkan. Keduanya benar-benar dilarang dilakukan ketika berkendara.