Berkendara Bukan Masalah Gender, tapi Kemampuan

Ghulam Muhammad Nayazri - Jumat, 20 November 2015 | 08:10 WIB

(Ghulam Muhammad Nayazri - )


Jakarta, Otomania –
Perempuan seringkali dipandang sebelah mata, ketika menjadi pengemudi di jalan. Entah itu roda dua maupun roda empat. Beberapa dari kaum ini kadang mengalami kesalahan, meski tidak fatal namun cukup menjengkelkan. Kemudian juga terlihat tidak memilliki kemampuan berkendara yang matang.

Saat ditanyakan kondisi tersebut, Alexandra Asmasoebrata pebalap perempuan Indonesia mengakui, mungkin memang begitu adanya. Malah terkadang dirinya kerap jengkel dengan perilaku perempuan, ketika berada di jalan.

“Memang sepertinya sudah hukum alamnya seperti itu, bahkan terkadang saya menganggap perempuan khususnya ibu-ibu teknik berkendaranya suka kurang baik, sedikit tidak sabar melihatnya. Sampai saya sendiri lupa kalau saya juga perempuan,” ujar wanita yang biasa disapa Andra kepada Otomania, Kamis (19/11/2015).

Andra melanjutkan, tapi memang banyak masyarakat khususnya kaum pria, mengartikannya seperti itu. Kalau perempuan banyak yang kurang terampil. Tapi, Andra mengatakan, tidak semua perempuan seperti itu. Jadi gender bukan alasan seseorang terampil atau tidak dalam mengemudi.

“Jadi yang menentukan yaitu jam terbang. Tidak jarang juga ada pria yang mengendarai kendaraan masih belum baik. Maka dari itu semua tergantung pengalaman, dan apakah ingin belajar. Misalnya ada perempuan bersama denga pria, pasti yang disuruh mengemudi yang pria. Dengan hal-hal seperti itu kaum kami jadi kurang jam terbangnya. Intinya bukan pada gender tapi pada skill dan latihan,” ujar Andra.