Karakter yang Harus Dihindari Perempuan Saat Berkendara

Ghulam Muhammad Nayazri - Selasa, 17 November 2015 | 14:40 WIB

(Ghulam Muhammad Nayazri - )


Jakarta, Otomania –
Untuk menjaga keamanan di jalan, ada beberapa hal yang seharusnya dilakukan perempuan. Jusri Pulubuhu, Founder Jakata Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, ada beberapa karakteristik bawaan perempuan yang harus ditinggalkan ketika berada di jalan.

“Perempuan dengan karakteristik gendernya, seharusnya mereka bisa meninggalkan ciri khas wanita. Jangan sampai itu terbawa saat mereka beradaptasi atau berinteraksi di jalan raya. Karena akan membahayakan, bukan saja untuk dirinya tapi orang lain,” ujar Jusri kepada Otomania, Jumat (30/10/2015).

Pertama, buang jauh-jauh karakter ladies first yang selalu mereka terima sejak kecil hingga dewasa. Wanita sejak kecil, tanpa mereka sadar mereka sering diberikan prioritas (ladies first). Kemudian akan tidak terasa muncul ketika berkendara di jalan. Jadi perempuan ketika di jalan (berkendara) harus menghilangkan harapan untuk diprioritaskan.

“Dalam konteks ini mereka harus melawan karakteristik gender ini, kalau mereka sudah di jalan. Karena di jalan, siapapun itu seperti jenderal, preman, militer, artis, gubernur, presiden atau yang lainnya, mereka semua ngin menjadi prioritas. Jadi kedepankan sikap mengalah dan mengantre,” ujar Jusri.

Kedua, ciri perempuan yang cukup terkenal yaitu lebih lambat dari laki-laki, meski tidak semua seperti itu. Tapi perlu diwaspadai karakter ini ketika berada di jalan. Karena kecepatan sepeda motor atau mobil harus ideal dengan kondisi lingkungan yang ada. Karena jika terlalu lambat akan membahayakan.    

“Ketika di jalan maka ada prinsip kecepatan yang harus diperhatikan oleh para wanita, yaitu kecepatan ideal. Di sini adalah kecepatan yang sesuai kondisi, kalau kondisi jalan buruk, kendarai dengan pelan, kalau mulus harus cepat. Begitupun kalau situasinya macet harus perlahan, tapi jika situasinya lengang dan mayoritas kendaraan bergerak cepat, kita juga harus mengikutinya,” ujar Jusri.

Ketiga, security driving. Maksudnya yaitu disarankan untuk tidak berpenampilan yang sifatnya feminim. Jangan gunakan baju, celana dan helm dengan warna-warna pink misalnya. Hindari menggunakan sepatu heels.

“Ini untuk mengantisipasi tindak kejahatan. Karena yang biasanya dipilih pelaku tindak kriminal ketika mencari korban, yaitu perempuan. Mereka mencirikannya dengan tampilan (outfit) yang sangat menonolkan sisi kewanitaannya,” ujar Jusri.