Bandung, Otomania – Penurunan penjualan produk MPV (multi purpose vehicle), Grand Livina, dirasakan Nissan Motor Indonesia (NMI). Salah satu penyebabnya karena pergeseran pasar ke arah model Low Cost Green Car(LCGC/mobil murah).
Meski begitu, Nissan merasa tidak terganggu dengan Datsun, yang merupakan merek yang bermain di segmen mobil murah.
Ida Bagus Dharmayana, Deputy Director Marketing and Sales NMI mengatakan, Nissan tidak merasa tersaingin dengan Datsun. Cukup berbeda jika dilihat dari penyisiran marketnya. Jadi Nissan dan Dasun memiliki strateginya masing-masing.
“Nissan dan Datsun adalah dua bisnis unit yang berbeda, secara produk memang kita komplementer. Nissan punya produk satu produk yang Datsun tidak punya, begitupun sebaliknya. Jadi kami saling mengisi dan tidak ada persaingan di dalamnya,” ujar Ida Bagus menjawab Otomania, Sabtu (14/11/2015).
Budi Nur Mukmin, General Manager Marketing Strategy Nissan Motor Indonesia (NMI) mengutarakan, memang ada pergeseran low MPV ke mobil murah. Sementara salah satu pemain mobil murah yaitu Datsun, dan memang cukup bagus penjualannya. Sedangkan di sisi lain Grand Livina milik Nissan mengalami penurunan.
“Meskipun ada angka penurunan dari Grand Livina ataupun Nissan pada umumnya, tapi kita mendapatkan berkah karena Datsun yang angka penjualannya sangat bagus. Jadi saya pikir selama penjualan Datsun bagus ini tidak masalah. Kalau ditanya ini beban untuk Nissan, saya rasa tidak,” ujar Budi.
Budi menambahkan, inilah strategi Nissan, pihaknya melihat wacana bahwa pasar akan bergerak ke bawah. Nissan sendiri sudah mempersiapkan merek Datsun ini untuk menangkap pasar tersebut. Jadi bukan suatu kebetulan merek Datsun ini kembali lahir.
“Datsun lahir bukan kebetulan. Merek ini muncul sesuai rencana. Jadi intinya Datsun main ke bawah sedangkan Nissan tidak bermain di lahan tersebut,” ujar Budi.