Jakarta, Otomotif – Harga Suzuki Karimun generasi pertama di pasar mobil bekas masih cukup tinggi, sekiranya sekarang masih di atas Rp 50 juta. Mendamba model boxy dengan cap “bandel” ini boleh-boleh saja, tapi sebaiknya harus tahu dulu kelebihan dan kekurangannya sebelum membeli.
Kiki, Ketua Umum Karimun Club Indonesia mengatakan, kepada Otomania, model yang dikenal dengan panggilan “Karimun Kotak” itu unggul dalam hal keluasan kabin, kestabilan berkendara, murah operasional harian, dan kemudahan perawatan. Kiki membandingkannya dengan dua model generasi selanjutnya yang berumur lebih muda, Estilo dan Wagon R.
Dimensi Karimun lebih besar, ini yang menawarkan kepuasan lebih dari kelegaan ruang kepala. Keunggulan selanjutnya dari spesifikasi standar pada kaki-kaki, ukuran pelek semua sama 13 inci, namun Karimun memakai ban 165/65, sedangkan Estilo 155/55 dan Wagon R 145/80.
“Proporsi rancangan bodi Karimun lebiih sesuai, bannya lebih lebar dibanding dua saudaranya. Jadi kalau di jalan tol masih stabil,” jelas Kiki.
Karimun diproduksi di Indonesia pada 1999 – 2006, kemudian diganti menjadi Estilo pada 2006 – 2012, hingga akhirnya Wagon R lahir pada 2013. Saat pertama kali meluncur, generasi pertama menggunakan mesin yang sama seperti Jimny, Katana, dan Carry, yaitu F10A 1.000 cc. Keempat model itu berbagi komponen yang sama, jadi tidak begitu sulit mencari suku cadang Karimun.
Masalah
Tentu jadi hal yang utama memeriksa kondisi mesin dan kaki-kaki bila ingin membeli mobil baru. Tapi khusus Karimun ada beberapa bagian yang harus diperiksa lebih detail.
Kiki mengungkap masalah yang paling banyak dikeluhkan pemilik Karimun adalah rpm tidak stabil. Menurutnya masalah itu kebanyakan timbul karena kondisi extra fan dan radiator yang kurang baik. Kecenderungannya juga, mesin cepat kepanasan.