Jakarta, Otomania – Berkendara di jalan bisa dilakukan siapapun, tidak ada aturan untuk membatasi golongan tertentu, khususnya gender. Saat ini, bisa dikatakan jumlah perempuan yang berkendara di jalan sudah sangat banyak. Bukan ingin mendiskriminasi, namun kenyataannya, ada beberapa pengendara perempuan yang cara berkendaranya membingungkan pengemudi lain.
Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, jika berada di belakang pengemudi perempuan akan cukup membingungkan. Cara berkendara perempuan memeng cenderung slow (pelan) dan seperti jalan tersebut milik mereka, arah dan gerakannya tidak teratur. Tentunya ini akan membuat pengendara yang ada di belakang tidak sabar ingin mendahului.
“Gaya berkendara perempuan seperti ini seperti pengemudi yang sedang kelelahan atau mengantuk. Jika ingin mendahuluinya jangan sembarangan dan berspekulasi. Pastikan terlebih dahulu ruang untuk mendahului cukup, selayaknya syarat-syarat ketika akan menyalip kendaraan lain, namun untuk yang satu ini harus lebih waspada,” ujar Jusri.
Jusri menambahkan, selain memperhitungkan ruang, wajib untuk memastikan lebih jauh, dengan berkomunikasi menggunakan klakson atau kedipan lampu. Sehingga pengemudi perempuan tersebut sadar, dirinya akan didahului. Sebenarnya tidak hanya perempuan yang memiliki cara berkendara membingungkan, ada juga dari golongan laki-laki.
“Itu yang harus perhatikan, jangan sok dan coba-coba berasumsi, lakukan pengecekan dengan sangat baik. Baru kemudian berkomunikasilah dengan klakson atau lampu. Pastikan kalau kesempatan untuk menyalip ada. Jadi hati-hati, karena begitulah adanya perempuan,” ujar Jusri.