Salah Kaprah Soal Oli Mesin

Stanly Ravel - Senin, 12 Oktober 2015 | 07:31 WIB

(Stanly Ravel - )


Jakarta, Otomania - Pelumas atau oli mesin memiliki kandungan mineral dan sintetis yang dibuat secara kimia. Seiring penggunaannya, kedua kandungan ini bisa rusak bila pengguna salah dalam penerapannya.

"Ada tiga musuh utama untuk oli, panas, udara, dan air. Bila satu unsur tersebut masuk, maka oli akan rusak sehingga kinerjanya tidak akan maksimal atau bahkan tidak berfungsi," ucap Marketing Executive Motul for Indonesia Maikel Husen kepada Otomania awal bulan lalu di Yogyakarta.

Banyak yang belum mengetahui ternyata bahan dasar oli dibuat untuk melindungi dan menjaga performa mesin, bukan sekadar sebagai pelumas. Bila kandungan ini rusak, maka fungsi dari pelumas pun tidak bekerja, alhasil mesin pun tidak terlindungi.

Technical Service Engineer Motul for Indonesia Salam Isadat, juga turut mengungkapkan. Pemilihan oli yang baik untuk kendaraan bukan hanya dilihat dari segi merek, tapi tempat dimana konsumen membelinya.

"Cara memilih oli dalam kualitas yang masih baik itu juga tergantung cara penyimpanan dari hsi penjual. Seperti dalam kondisi suhu yang sejuk, tidak langsung terkena sinar matahari, debu dan hal lain yang bisa menggangu kualitas oli tersebut," ucapnya.

Menurutnya, meski oli lama tapi bila disimpan dalam tempat yang sejuk, dan tutup awal tetap rapat maka kandungannya pun tetap terjaga. Hanya saja saat memakai perlu dikocok terlebih dahulu agar mineral dan sintetiknya kembali tercampur.

Salah kaprah

Menyisakan oli menjadi salah satu kebiasaan yang kerap dilakukan pengguna mobil dan motor. Misalnya, membeli oli dengan ukuran satu liter, padahal kapasitas mesin hanya 800 cc, dan kemudian meyimpan sisa oli untuk pergantian berikutnya, ini salah.

"Fenomena seprti ini banyak sekali terjadi, padahal ini salah besar. Karena oli yang sudah dibuka dari kemasan rawan terkontaminasi udara, otomatis merusak kandungan mineral dan sintetik sehingga saat digunakan kualitasnya pun sudah hilang," ucapa Isadat.