Jakarta, Otomania - Menghabiskan dana puluhan juta, bukan hal yang langka dalam dunia modifikasi sepeda motor. Bukan persoalan dana tersebut bisa digunakan untuk membeli kendaraan yang baru, tapi nilai seni dan kepuasan yang jadi alasan utama. Jadi jangan heran jika orang rela mengeluarkan puluhan juta untuk modifikasi.
“Kalau dihitung secara awam, dana ini bisa digunakan untuk membeli sepeda motor baru, tapi jadinya tidak nyeni. Jadi biasanya yang doyan untuk custom sepeda motor memilih cara ini untuk menghabiskan dananya,” ujar Anas Choirudin, pemilik bengkel modifikasi Diens Bike, Jumat (2/10/2015).
Pria yang akrab di sapa Udin ini melanjutkan, salah satu klien Diens Bike yang rela keluar dana puluhan juta yaitu Rendi. Honda Tiger lansiran 2003 milikinya diserahkan untuk bisa tampil sangar di jalanan dengan rupa Street Fighter (Minor Figter/MF), dengan sedikit juga bernuansa naked bike. Namun, karena keinginan sang pemilik bagian buritan dibiarkan panjang tapi tetap single seat.
“Orangnya ingin seperti ini konsepnya, ingin buntut belakang lebih dibuat panjang, namun tetap ingin single seat, padahal kalau street fighter harga matinya rangka belakang di custom, jika tidak maka masih disebut sepeda motor naked,” ujar Udin.
Bagian kaki-kaki khususnya di bagian sokbreker menggunakan miliknya GSX 1000. Lantas kaliper depan dengan merek Tokico, bawan dari sok depan. Kemudian pelek dan lengan ayun mencomot milik Ducati Panigale, dengan lebar pelek 6 inci, sehingga membuat tampilan cukup gambot.
“Pelek dibalut dengan ban asal Pirelli, yang berukuran 190/55 untuk ban belakang dan 120/70 ban depan. Kemudian knalpot juga dibuat custom, yang didesain menyesuaikan dengan konsep. Lampu menggunakan miliknya Honda Revo, dengan cahaya warna kuning,” ujar Udin.
Untuk menyelesaikan proyek ini , lanjut Udin, kliennya kurang lebih menghabiskan dana sekitar Rp 50 jutaan, dan pengerjaan bisa diselesaikan dalam waktu kurang lebih satu bulan.