Jakarta, Otomania – Singapura adalah negara yang memberlakukan pembatasan kepemilikan kendaraan yaitu hanya 10 tahun sesuai Cerificate of Entitlement (COE). Alasan utamanya karena daratan Singapura terbatas sekaligus meningkatkan keselamatan berkendara. Kebijakan ini juga memegaruhi proses pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM).
Singapura mengeluarkan SIM berdasarkan jenis kendaraan yang ingin dikemudikan, termasuk di dalamnya SIM Class 3 untuk mobil tidak lebih dari 7-penumpang dan berbobot lebih dari 3 ton, serta Class 3A khusus buat mobil tanpa pedal kopling (bertransmisi otomatis).
Sedangkan pembagian SIM sepeda motor terbagi atas unit berkapasitas tidak lebih dari 200 cc, 201 – 400 cc, dan 400 cc ke atas. Usia paling muda mendapatkan SIM Singapura adalah 18 tahun.
Warga negara asing bisa mengikuti proses pembuatan SIM Singapura, syarat utamanya telah tinggal lebih dari 12 bulan di Singapura. Buat yang belum sampai 12 bulan, wajib memiliki SIM Internasional (International Driving Permit/IDP) dari negara asal. Khusus pengemudi asal negara Asia Tenggara hanya membutuhkan SIM resmi negara asal tanpa IDP.
Urutan mendapatkan SIM Singapura Class 3 atau 3A dimulai dari ujian teori basik lalu mendapatkan SIM sementara. Setelah itu peserta uji wajib mendaftar di sekolah resmi mengemudi untuk belajar privat bersama instruktur. Kemudian peserta mendapatkan pelajaran mengemudi untuk tes praktek. Setelah itu SIM bisa didapatkan bila lulus tes mengemudi dari Traffic Police.
Pendaftaran teori basik dan belajar mengemudi bisa dilakukan di tiga sekolah mengemudi, yaitu Bukit Batok Driving Centre, ComfortDelGro Driving Centre, dan Singapore Safety Driving Centre.
Salah satu instruktur mengemudi asal Singapura yang tidak mau disebutkan lebih lanjut identitasnya mengatakan kepada KompasOtomotif, Jumat (25/9/2015), cukup sulit mendapatkan SIM di Singapura. Sebab dikatakan logikanya, pengemudi yang terbatas berarti jumlah mobil juga demikian.
“Ketika saya bilang sulit, maksudnya prosesnya cukup panjang dan rasio yang lulus kecil. Sebagai contoh untuk lolos teori basik harus 90 persen,” katanya.
Persentase kelulusan teori basik sebagai ujian pertama tidak lebih dari 70 persen. Menurut data Singapore Police Force Traffic Police pada periode September 2014 – Agustus 2015 untuk SIM Class 3, dari Singapore Safety Driving Centre hanya 1.804 peserta uji yang lulus (57,4 persen) dari total 3.142 pendaftar. Di Bukit Batok Driving Centre cuma 68 persen yang lulus dan di ComfortDelGro Driving Centre hanya 61,6 persen.
Sementara pada tes praktek Class 3 persentase lulus juga serupa. Dalam periode yang sama, data menunjukan di Singapore Safety Driving Centre hanya 53,5 persen yang lulus dan bisa mendapatkan ujian lanjutan sebelum menerima SIM. Sedangkan dari Bukit Batok Driving Centre mencapai 70 persen dan ComfortDelGro Driving Centre 61,4 persen.