Mengenal Kondisi Ban Selip saat Berkendara

Ghulam Muhammad Nayazri - Jumat, 25 September 2015 | 14:38 WIB

(Ghulam Muhammad Nayazri - )

Jakarta, Otomania – Gangguan pada kendaraan ketika berada di jalan cukup beragam, salah satunya yaitu ban selip (skid). Kondisi tersebut terjadi karena ban kekurangan cengkeraman pada permukaan jalan, sehingga kontrol atas kendaraan menjadi hilang.

“Banyak situasi yang mungkin terjadi di jalan, maka dari itu kita harus mewaspadainya. Karena kondisi-kondisi tersebut akan mengancam keselamatan,” ujar Bntarto Agung, Presiden Director Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), Minggu (20/9/2015).

Bintarto melanjutkan, setidaknya ada tiga kondisi ban selip pada kendaran ketika di jalan. Jika sudah mengenali ketiganya, maka pengemudi kendaraan bisa dengan baik mengantispasi hal tersebut agar tidak terjadi dan bisa mengatasi jika mengalaminya.

Braking Skid, terjadi karena pengereman yang terlalu kuat, sehingga roda terkunci dan berhenti berputar. Kondisi ini, kata Bintarto, bisa disebut sebagai rem panik, rem salah atau bahkan asal injak rem.

“Ini karena pengemudi kaget dan panik setelah mengetahui bahaya yang muncul tiba-tiba sehingga lansung injak rem kuat-kuat. Padahal jika misalnya bahaya tersebut adalah sebuah objek yang ada di depan, dengan cara mengerem seperti itu, objek akan sulit dihindari dan akhirnya terjadi kecelakaan, karena ban kehilangan traksi dan kemudi tidak bisa dikendalikan. Seharusnya rem ditekan dan dilepas (pompa) pada saat melakukan pengereman mendadak. Ini berlaku untuk sistem rem yang belum ABS,” ujar Bintarto.

Power Skid, ini terjadi karena pedal gas yang ditekan penuh dengan seketika (mendadak), atau ketika berada pada kondisi jalan berpasir atau tanah basah. Jika mengalami kondisi ini, kata Bintarto, kurangi tekanan pada pedal gas sehingga ban mendapatkan traksi kembali.

Cornering Skid, yaitu hilangnya traksi ban pada jalan ketika kendraan melalui tikungan. Ada dua macam cornering skid, di antaranya understeer dan oversteer. "Mobil sulit dibelokkan karena biasanya kecepatan mobil terlalu tinggi, sehingga traksi roda depan lebih kecil dibanding belakang, itu berarti understeer. Sementara oversteer adalah kebalikannya, yaitu kendaraan berbelok berlebihan," ujar Bintarto.

Bintarto menambahkan, untuk itu, dalam berkendara kita tidak hanya sekedar bisa tapi juga memahami bagaimana mengatasi situati yang akan terjadi. Kemudian berkendaralah dengan baik dan bijak, sehingga kemungkinan gangguan pada saat di jalan bisa dikurangi.